Pemkab Sleman telah mempersiapkan Asrama Haji Yogyakarta dan Youth Center untuk isolasi orang dalam dalam pemantauan (ODP) virus Corona atau tenaga medis yang ditolak warga. BPBD Sleman juga mengungkap sudah ada kasus penolakan tenaga medis di Sleman.
"Jadi kami dari gugus tugas pencegahan COVID-19 Sleman, dalam rangka persiapan berkaitan dengan kasus ODP yang ditolak masyarakat, kami menyiapkan tempat isolasi. Selter ini bukan hanya ODP, juga untuk petugas kesehatan maupun petugas medis," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan, Senin (6/4/2020).
Sejauh ini menurut Makwan di Sleman sudah ada penolakan terhadap tenaga medis atau kesehatan di salah satu rumah sakit. Namun, dia belum bisa memastikan berapa jumlah petugas yang ditolak warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kasusnya ada, di salah satu rumah sakit, untuk jumlahnya belum (terkonfirmasi)," jelasnya.
Tenaga medis yang ditolak oleh warga, menurut Makwan dikarenakan masyarakat takut jika nantinya virus Corona menular melalui tenaga medis. Oleh karena itu, pihaknya pun pelan-pelan melakukan edukasi.
Pemerintah: 11.242 Orang Jalani Tes Corona, 80% Hasilnya Negatif:
"Memang sudah ada kasus penolakan warga untuk tenaga medis juga, tapi kami terus melakukan edukasi ke masyarakat secara pelan-pelan," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo justru belum mengetahui kasus penolakan tersebut. Dia meyakini jika di Sleman belum pernah ada penolakan terhadap tenaga medis.
"Di Sleman belum pernah ada, kalau di lain tempat infonya ada," kata Joko.
Oleh karena itu, sebagai langkah antisipasi, Pemkab menyiapkan Asrama Haji sebagai tempat untuk isolasi mandiri bagi tenaga medis.
"Kami antisipasi dengan menyediakan hunian sementara bagi tenaga medis atau tenaga kesehatan yang menghendaki isolasi mandiri," bebernya.