BNPB telah menerima sekitar Rp 3 triliun untuk penanganan penyebaran virus Corona (COVID-19) di Indonesia. Kepala BNPB Doni Monardo mengungkapkan anggaran tahap pertama yang diterima sebesar Rp 356 miliar untuk pembelian alat pelindung diri (APD) hingga alat rapid test.
"Tahap pertama, dana telah masuk ke rekening senilai atau sebesar Rp 356 miliar, dan ini telah disalurkan kepada Kementerian Kesehatan, dalam hal ini adalah PPK yang berasal dari pusat kritis. Prioritasnya adalah pembelian APD, kemudian rapid test, reagen, ..., swab, ventilator, masker untuk dokter dan para perawat," kata Doni dalam dengan Komisi VIII DPR RI yang digelar secara virtual, Senin (6/4/2020).
Doni mengungkapkan, besaran anggaran tahap kedua yang diterima BNPB ialah Rp 2,78 triliun. Anggaran tersebut, kata Doni, digunakan untuk pelayanan kesehatan, termasuk juga disalurkan kepada TNI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian tahap kedua juga sudah masuk ke rekening BNPB sejumlah Rp 2,78 triliun pada tanggal 30 Maret yang lalu untuk pelayanan kesehatan, termasuk pencegahan, pengendalian penyakit, farmasi, dan alkes, litbang oleh Kemenkes serta mobilisasi pendampingan rapat dan keposkoan Gugus Tugas," papar Doni.
"Adapun dana tersebut telah disalurkan juga, yang pertama kepada Mabes TNI senilai Rp 29 miliar lebih untuk operasional kepulangan WNI kita di Natuna, Pulau Sebaru dan juga saat ini di Wisma Atlet," imbuhnya.
Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 itu membeberkan bahwa saat ini BNPB sedang memproses penerimaan anggaran lagi. Doni menuturkan anggaran tersebut nantinya akan diprioritaskan untuk pembelian APD, ventilator dan alat rapid test.
"Selanjutnya, ada sejumlah usulan yang sedang diproses khususnya untuk pengadaan ventilator, reagen, rapid test, dan banyak perlengkapan medis lainnya yang sedang dalam proses pengadaan," ungkap Doni.
(zak/gbr)