Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, dibawa ke rumah sakit pada Minggu (5/4) waktu setempat, atau 10 hari setelah dia dinyatakan positif virus Corona (COVID-19). PM Johnson dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan lanjutan sebagai langkah pencegahan.
Seperti dilansir AFP, Senin (6/4/2020), PM Johnson (55) mengumumkan dirinya mengalami gejala-gejala ringan virus Corona pada 27 Maret lalu dan telah menjalani isolasi mandiri (self-isolation) di kediamannya di Downing Street selama tujuh hari.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Senin (6/4/2020):
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Banyak yang Meninggal karena Virus Corona, Kota Ini Kehabisan Peti Mati
Meningkatnya jumlah kematian terkait virus corona di Guayaquil, Ekuador telah menyebabkan kota itu kehabisan peti mati. Warga setempat pun terpaksa menggunakan peti dari bahan kardus.
Otoritas kota pelabuhan tersebut mengatakan bahwa mereka telah menerima donasi 1.000 peti mati dari bahan kardus dari produsen lokal, dan mengantarkannya untuk digunakan di dua areal pemakaman setempat.
"Ini agar mereka bisa memenuhi permintaan," ujar juru bicara balai kota seperti dikutip kantor berita AFP, Senin (6/4/2020).
"Tidak ada peti mati di kota atau itu sangat mahal," imbuhnya.
- 10 Hari Terinfeksi Virus Corona, PM Inggris Dibawa ke Rumah Sakit
Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, dibawa ke rumah sakit pada Minggu (5/4) waktu setempat, atau 10 hari setelah dia dinyatakan positif virus Corona (COVID-19). PM Johnson dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan lanjutan sebagai langkah pencegahan.
Seperti dilansir AFP, Senin (6/4/2020), PM Johnson (55) mengumumkan dirinya mengalami gejala-gejala ringan virus Corona pada 27 Maret lalu dan telah menjalani isolasi mandiri (self-isolation) di kediamannya di Downing Street selama tujuh hari.
Dia dijadwalkan untuk kembali bekerja seperti biasa pada Jumat (3/4) lalu setelah sepekan pemulihan dan bekerja dari rumah. Namun akhirnya menyatakan akan tetap berada di rumah karena masih memiliki suhu tubuh tinggi -- salah satu gejala virus Corona.
- Seekor Harimau di Kebun Binatang New York Positif Virus Corona
Seekor harimau di kebun binatang Bronx, New York, Amerika Serikat (AS), dinyatakan positif virus Corona (COVID-19). Diyakini bahwa harimau ini tertular dari salah satu pawangnya yang terinfeksi virus Corona tanpa menunjukkan gejala (asymptomatic) apapun.
Seperti dilansir AFP, Senin (6/4/2020), seekor harimau Malaya betina yang berusia 4 tahun dan bernama Nadia ini mengalami batuk-batuk kering dan diperkirakan akan pulih segera. Seekor harimau betina lain bernama Azul dan dua harimau Amur serta tiga singa Afrika juga mengalami gejala yang sama.
"Kami memeriksa harimau itu sebagai bentuk pencegahan dan akan memastikan setiap pengetahuan yang kami dapat soal COVID-19 akan dikontribusikan untuk pemahaman berkelanjutan dunia soal virus Corona baru ini," demikian pernyataan Masyarakat Konservasi Satwa Liar yang mengelola Kebun Binatang Bronx.
- Dokter Klub Sepakbola Prancis Bunuh Diri Usai Dinyatakan Positif Corona
Klub sepakbola Liga 1 Prancis, Reims tengah berduka atas kematian seorang dokter yang telah puluhan tahun menjadi dokter untuk klub tersebut. Dokter bernama Bernard Gonzalez itu bunuh diri pada Minggu (5/4) waktu setempat setelah dinyatakan positif virus corona.
"Sangat bersedih, Reims menangis untuk Bernard Gonzalez," demikian statemen yang dirilis klub tersebut seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (6/4/2020).
"Bukan hanya klub namun juga ratusan pria dan wanita di Reims," imbuhnya.
Wali Kota Reims, Arnaud Robinet mengatakan bahwa pejabat lokal telah memberitahunya bahwa dokter berumur 60 tahun itu bunuh diri. Dia telah menjadi dokter klub Reims selama lebih dari 20 tahun.
- Jeritan Dokter Australia yang Tangani Pasien Corona: Kami Butuh Masker!
Para dokter dan petugas medis di Australiaβyang menangani pasien virus Corona (COVID-19), banyak menerima surat ucapan terima kasih dan dikirimi makanan. Namun mereka menekankan kebutuhan utama saat ini adalah masker yang layak untuk mengganti pelindung wajah yang rusak dan buatan sendiri.
Seperti dilansir Reuters, Senin (6/4/2020), sementara para dokter dan perawat di beberapa rumah sakit kesulitan mendapatkan masker N95, sejumlah warga Australia yang masih berkeliaran di tempat-tempat umum tampak memakainya.
"Setiap hari, kami mendapatkan banyak surat berisi ucapan terima kasih, beberapa orang membawakan pizza untuk kami, dan sebagainya," tutur salah satu dokter senior pada unit gawat darurat diβNew South Wales (NSW), yang enggan disebut namanya, kepada Reuters.
"Tapi saya ingin pergi ke sana dan mengatakan 'Hei, kami tidak lapar. Kami butuh masker.' Jika Anda pergi ke masyarakat, Anda melihat masker N95 di banyak wajah orang-orang, padahal itu tidak cukup di rumah sakit," ujarnya.