Sepenggal Kisah Paramedis di Bandung Barat Tangani Pasien Corona

Sepenggal Kisah Paramedis di Bandung Barat Tangani Pasien Corona

Whisnu Pradana - detikNews
Minggu, 05 Apr 2020 10:50 WIB
Cerita perjuangan paramedis di Bandung Barat tangani pasien positif Corona
Cerita perjuangan paramedis di Bandung Barat tangani pasien positif Corona (Foto: Istimewa)
Bandung Barat -

Perjuangan tim medis dalam menangani yang dibutuhkan pasien positif Corona menjadi sorotan semua pihak. Mereka dielu-elukan bak pahlawan.

Tim medis menjadi garda terdepan menghadapi pasien di rumah sakit. Mereka adalah orang pertama yang menyentuh pasien saat pemeriksaan. Tak peduli siang atau malam, mereka siaga mengawasi dan merawat pasien.

Kisah itu juga dialami dokter dan perawat di RSUD Cililin, Kabupaten Bandung Barat. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan dan sorotan media, tim medis di rumah sakit yang baru saja jadi rujukan itu bergerak taktis dan sistematis dalam senyap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah seorang dokter yang termasuk dalam bagian Tim Satgas Covid-19 RSUD Cililin, drg. Tioasi Harauli, membagikan kisahnya dalam menangani pasien positif yang diisolasi di rumah sakit tersebut.

Ia mengaku bersyukur bisa tergabung dalam tim yang solid dan bisa bekerjasama dengan baik dalam memberikan pelayanan medis bagi pasien positif Corona.

ADVERTISEMENT

"Tentu sangat bersyukur bisa bahu membahu memberikan penanganan dengan maksimal. Saat ada masalah kita duduk sama-sama dan cari jalan keluarnya," ungkap Tioasi kepada detik.com, Minggu (5/4/2020)

Awal dirinya terlibat di Satgas Covid-19 RSUD Cililin, saat wabah asal Wuhan itu merebak di Indonesia. Semua lini mengeluarkan warning-nya untuk melindungi dokter. Salah satu yang highly risk itu adalah dokter gigi.

"Satgas Covid-19 RSUD Cililin terbentuk 18 Maret lalu. Sejak saat itu saya dan rekan-rekan lainnya mencurahkan tenaga dan pikirannya demi menyembuhkan pasien positif dan bisa menghentikan penyebaran wabah hingga di titik ini," kisahnya.

Menurut Tioasi, tak sesaat pun momen yang ia dan teman-teman dokter serta perawat lainnya lewati tanpa merasakan khawatir terpapar Corona. Namun kekhawatiran itu mesti dikesampingkan mengingat ia dan tim medis lain memiliki tanggung jawab profesi yang harus dibayar tuntas.

"Siapa sih yang tidak khawatir dan galau dengan kondisi seperti sekarang ini. Saya dan teman-teman di sini juga mengalami kekhawatiran yang sama, kami juga takut terpapar. Teman-teman perawat misalnya, banyak yang curhat, 'aduh dok saya takut', 'aduh dok saya lelah', 'dok saya punya anak kecil'. Tapi ini sudah tanggung jawab kami," ceritanya.

Untuk sedikit mengikis rasa khawatir, sebisa mungkin ia meyakinkan para perawat bahwa Alat Pelindung Diri (APD) yang dipakai adalah yang teraman dan terbaik. Jikalau ada yang merasa tidak aman untuk pulang dan keluar dari rumah sakit, bisa menginap di rumah sakit sambil melakukan recovery.

"Pertama ya kami yakinkan APD yang dipakai sangat aman. Kalau memang takut pulang, apalagi di rumahnya ada anak-anak dan orang tua, silakan tinggal di rumah sakit untuk recovery fisik dan mental. Terakhir pasti kita harus ngobrol untuk saling menguatkan, terutama mental," bebernya.

Menurut Tioasi, predikat pahlawan yang disematkan masyarakat kepada dirinya dan tim medis lain, lebih cocok dialamatkan pada masyarakat yang bisa taat pada aturan pemerintah untuk berdiam diri di dalam rumah. Lantaran diam di dalam rumah, menerapkan social distancing dan physical distancing, satu-satunya langkah untuk memutus mata rantai penyebaran Corona Virus.

"Kami memang ada di garda terdepan. Kami dianggap pahlawan, tapi bagi kami yang sebetulnya pahlawan itu masyarakat yang mau diam di rumah. Kami tim medis melakukan bagian penanganan pasien di rumah sakit. Dan masyarakat juga lakukan bagiannya untuk diam di dalam rumah, ikuti aturan pemerintah. Kita sama-sama berjuang," tegasnya.

Halaman 2 dari 2
(mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads