Harap-harap Cemas Mahasiswa, Tugas Akhir Terhambat Gegara Corona

Harap-harap Cemas Mahasiswa, Tugas Akhir Terhambat Gegara Corona

Haris Fadhil - detikNews
Jumat, 03 Apr 2020 12:35 WIB
Suasana USU
Suasana USU saat lockdown (Foto: dok. Istimewa)
Medan -

Kampus yang diliburkan demi mencegah penyebaran Corona membuat mahasiswa, terutama yang berada di semester akhir, cemas. Tugas akhir untuk menuntaskan kuliah mereka pun harus terhambat gara-gara virus Corona.

Salah satu mahasiswa yang tertunda tamat gara-gara Corona adalah Putri. Mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara (USU) angkatan 2015 ini mengatakan tinggal menjalani sidang skripsi. Namun hal itu tertunda karena kampus di-lockdown demi mencegah penyebaran Corona.

"Kampus pun ditutup dan pegawai-pegawainya pun work from home. Jadi nggak tahu juga harus gimana," ujar Putri, Jumat (3/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Putri mengatakan harusnya masa lockdown USU berakhir pekan depan. Namun dia khawatir kampus akan tutup lebih lama karena penyebaran virus Corona yang masih terjadi.

"Terakhir keluar edaran tanggal 6 (April) udah masuk, tapi ngelihat kondisi sekarang ini kayaknya diundur," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Dia berharap ada jalan keluar agar sidang skripsinya bisa terlaksana, salah satunya lewat metode sidang secara daring atau online.

Mahasiswa FISIP USU angkatan 2015 lainnya, Agung, juga mengaku skripsinya terhambat karena kampus tutup demi mencegah Corona. Dia mengatakan surat penelitiannya belum terbit gara-gara kampus di-lockdown.

"Tinggal ambil data saja, tapi surat penelitiannya yang terhalang karena kampus tutup, tanggal 8 (April) dibuka katanya," tuturnya.

Mahasiswa di Makassar Semprot Disinfektan dan Bagi-bagi Masker:

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) USU, Indriani, mengalami hal yang sama. Dia mengaku kesulitan mengurus surat penelitian dan keperluan administratif lainnya akibat kampus ditutup sementara.

"Kemarin diminta nunggu kampus buka baru bisa mengurus surat-surat untuk penelitian," tutur Indriani.

Mahasiswa S2 juga mengalami nasib yang sama. Fani, mahasiswa S2 Ilmu Komunikasi USU, mengatakan kesulitan melakukan bimbingan tesis secara online.

"Aku rada susah sih bimbingan online ini. Kalau aku untungnya doping 1 udah ACC dan doping 2-nya bisa diajak daring," ucapnya.

Meski bisa bimbingan secara daring, Fani tetap khawatir karena kampus ditutup sehingga dirinya tak bisa melaksanakan seminar proposal. Jika lockdown USU diperpanjang, dia berharap pembayaran uang kuliah semester berikutnya ditunda.

"Siap bimbingan pun sama saja nggak bisa seminar proposal juga. Pending semua perkara kampus di-lockdown. Masalahnya waktu jalan terus kan. Mending kalau bayar uang kuliahnya juga di-pending atau bisa ngurus sempro daring. Alhamdulillah kali sih itu," ujar Fani.

USU memang telah melakukan kebijakan kuliah tanpa tatap muka mulai Selasa (17/3) demi mencegah penyebaran virus Corona atau COVID-19 di kampus. Saat itu, Rektor USU Runtung Sitepu mengatakan kegiatan akademik yang tak bisa dilakukan secara daring tetap digelar secara tatap muka, misalnya, sidang tugas akhir (skripsi).

"Jika ada kegiatan akademik yang tidak mungkin dilakukan secara daring dan karena sesuatu hal tidak dapat ditunda, tetap dilangsungkan. Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan infeksi COVID-19 yang ketat sesuai anjuran Kemenkes," ucap Runtung.

Sepekan kemudian, Runtung mengeluarkan Surat Edaran nomor 3545/UN5.1.R/KPM/2020. Dalam surat itu, kampus USU dinyatakan ditutup total alias di-lockdown pada 24 Maret-7 April 2020.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads