Para peserta Ijtima Dunia zona Asia, yang sempat ke Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), mulai melaporkan keberadaan mereka kepada Dinas Kesehatan Pemprov Kalimantan Timur (Kaltim), termasuk melalui hotline 112. Mereka juga melaporkan kondisi kesehatan mereka, di mana beberapa di antaranya mengaku mengalami gejala klinis mirip Corona (COVID-19).
"Beberapa laporan dari daerah banyak para peserta Ijtima di Gowa yang sudah menunjukan gejala klinis, sehingga tim dokter harus melakukan isolasi di rumah sakit. Beberapa pasien malah ditemukan tanpa gejala, dan oleh tim medis juga disarankan untuk melakukan isolasi mandiri dengan pengawasan tim kesehatan setempat," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Andi M Ishak kepada wartawan saat melakukan teleconference melalui aplikasi Zoom, Kamis ( 2/4/2020) sore.
Dia mengatakan saat ini ada 21 kasus positif, 121 pasien dalam pengawasan dan 1 orang meninggal dunia akibat Corona di Kaltim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Total PDP ada 121 kasus, 21 positif, 51 proses, 1 orang meninggal, sisanya negatif," ujar dia.
PDP mengalami peningkatan signifikan dengan penambahan 15 kasus. Tambahan kasus PDP berasal 8 dari Kutai Kartanegara, 1 dari Penajam Paser, 1 dari Penajam Paser Utara, 4 dari Balikpapan dan 1 dari Samarinda.
Begitu juga dengan jumlah orang dalam pemantauan (ODP), yang meningkat hingga 221 kasus. Total ODP yang ditangani mencapai 3.544 orang, di mana 1.194 orang sudah selesai pemantauan dan 1.571 orang masih dalam proses.
"Tambahan satu kasus negatif hari ini adalah pasien yang sempat dirawat di RS Tentara Balikpapan pada 29 Maret lalu. Korban sempat dinyatakan positif di media sosial, namun setelah hasil lab keluar, yang bersangkutan dinyatakan negatif. Pasien telah meninggal dunia pada Rabu (1/4/2020) kemarin," kata Andi.
Andi kemudian kembali mengingatkan kepada para peserta Ijtima Dunia di Gowa untuk segera melaporkan diri ke hotline 112 atau fasilitas kesehatan terdekat. Hal ini untuk mencegah penyebaran Corona semakin meluas.
"Mereka (yang dinyatakan positif Corona-red) ini terlihat sehat, namun yang bersangkutan berpotensi besar terjangkit virus asal Wuhan tersebut. Mereka tanpa ada gejala, tapi pernah kontak erat dengan orang yang positif COVID-19. Seperti ODP, namun OTG (orang tanpa gejala), tidak memiliki gejala medis," jelas dia.