Seperti halnya yang dirasakan oleh Maman, Seorang pedagang cimol yang tidak patah semangat untuk tetap berjualan meski dirinya sudah dihimbau untuk tetap diam di rumah. Bukan berarti dirinya menghiraukan himbauan tersebut, hanya saja dia terpaksa karena hidupnya bergantung pada penghasilan berdagang.
Dengan raut wajah yang lesu, Maman hanya bisa pasrah melihat kondisi yang saat ini menimpa dirinya. Dibalik itu rasa kekhawatiran pun ia rasakan ketika melihat kondisi wabah ini semakin memburuk dan melihat suasana jalan yang sepi tidak seperti biasanya.
Saat bercerita, dirinya bahkan ingin sekali diam di rumah bersama keluarganya. Namun apa boleh buat takdir sudah menentukan jalan hidupnya harus tetap berjuang dengan berjualan agar dapurnya masih bisa mengepul.
Setiap harinya Maman mulai berjualan cimol dari pukul 07.00 WIB hingga dagangannya habis. Namun melihat kondisi seperti ini dagangan miliknya tidak pernah habis terjual bahkan menyisakan banyak dagangannya.
Dia mengaku sebelum ada wabah Corona barang dagangannya selalu habis terjual. Namun kini pembeli semakin sepi.
"Dulu setiap harinya bisa habis 8 kilogram, sekarang 2 kilogram saja tidak habis. Saya cuman ngandelin jualan cimol aja, sama yang belinya juga banyaknya mahasiswa tapi mahasiswanya saja libur," tutur Maman sambil duduk di samping dagangannya di kawasan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (1/4/2020).
Maman berharap situasi ini cepat kembali pulih. Sebab dirinya khawatir jika keadaannya seperti ini terus bisa berdampak buruk terhadap kondisi ekonomi keluarganya.
"Tidak tau sampai kapan ini bakalan terjadi, yang pastinya berimbas pada pedagang kecil lainnya," ucap Maman
Dia mengaku belum lama ini dia didata oleh pemerintah setempat untuk menerima bantuan sembako. Maman berharap bantuan itu bisa benar-benar didapatnya.
(mso/mso)