Juri bicara pemerintah untuk penanganan kasus COVID-19, Achmad Yurianto, mengatakan hingga saat ini sebanyak 5.000 tenaga medis terus berupaya menemukan kasus baru virus Corona. Yuri mengatakan pemerintah akan melakukan langkah yang lebih agresif untuk memutus mata rantai penularan Corona.
"Dari kasus yang kita dapatkan kemudian menelusuri kontak dekat yang ada ini sudah melibatkan lebih dari 5.000 petugas kesehatan yang terjun di tengah-tengah masyarakat untuk melakukan penyelidikan epidemiologi," ujar Yuri saat jumpa pers melalui akun YouTube BNPB, Rabu (1/4/2020).
Yuri mengatakan lebih dari 400 ribu rapid test telah didistribusikan ke seluruh dinas kesehatan. Langkah tersebut sebagai salah satu upaya untuk menemukan kasus baru Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Sebanyak) 475.200 kit untuk rapid test telah didistribusikan ke dinas kesehatan provinsi untuk digunakan sebagai screening awal di dalam kaitan dengan penanganan untuk menemukan kasus positif di dalam rangka memutus rantai penularan," kata Yuri.
Lebih lanjut, Yuri mengatakan 6.500 sampel atau spesimen dikirimkan ke laboratorium kesehatan untuk diuji dengan metode polymerase chain reaction (PCR). Yuri menyebut pengujian itu membutuhkan tenaga dan sumber daya manusia (SDM) yang ekstra.
"Sudah lebih dari 6.500 spesimen sampel yang dikirimkan ke 34 laboratorium di seluruh Indonesia yang digunakan untuk menguji dan menemukan diagnosa pemeriksaan PCR. Ini akan memakan energi dan SDM cukup banyak dan ini akan terus kita lakukan," ucapnya.
Dengan demikian, Yuri mengatakan pemerintah akan berkomitmen melakukan langkah yang lebih agresif untuk menemukan kasus baru dan kemudian diisolasi. Kebijakan itu sebagai salah satu upaya memutus rantai penularan virus Corona.
"Komitmen kita ke depan sudah barang tentu kita untuk lebih agresif lagi untuk menemukan kasus baru dan kemudian melakukan isolasi agar kemudian kita bisa memutus secara tegas rantai-rantai penularan yang lebih luas di masyarakat," ungkapnya.