Puncak Corona Diprediksi Pertengahan Mei, Pemerintah: Bisa Benar Bisa Tidak

Puncak Corona Diprediksi Pertengahan Mei, Pemerintah: Bisa Benar Bisa Tidak

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Minggu, 29 Mar 2020 07:22 WIB
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto yang juga juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (6/3/2020). Dalam keterangan persnya Achmad Yurianto menyampaikan sebanyak empat orang dinyatakan suspect virus Corona karena telah melakukan kontak langsung dengan warga Depok yang positif sebelumnya dan mengalami gejala-gejala awal seperti Influenza yang kini tengah diobservasi dan menunggu hasil pasti dari pemeriksan laboratorium. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.
Achmad Yurianto (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta -

Ilmuan Universitas Sebelas Maret memprediksi puncak virus Corona di Indonesia ada pada pertengahan bulan Mei 2020. Juru Bicara Pemerintahan untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan perhitungan itu bisa benar dan bisa juga tidak.

"Perhitungan itu bisa benar bisa enggak," ujar Yuri saat dihubungi, Sabtu (28/3/2020) malam.

Yuri juga menanggapi usulan untuk dilakukan karantina agar virus Corona segera berakhir. Menurut Yuri saat ini orang yang terinfeksi corona sulit diketahui karena tidak memiliki gejala yang signifikan sehingga belum sempat untuk dikarantina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang dikarantina itu artinya dicegah terjadinya penularan. Caranya adalah yang sakit tidak boleh ketemu sama yang sehat. Kan masalahnya kita nggak tahu siapa yang sakit. Pada orang yang masih sehat yang muda nggak ada keluhan apa-apa lho," jelasnya.

Yuri mengatakan mayoritas kajian itu menggunakan perhitungan penambahan kasus Corona per hari. Menurutnya ada juga ilmuan yang memprediksi puncak Corona di Indonesia ada pada akhir April.

ADVERTISEMENT

"Artinya, ramalan atau kajian dari banyak imun termasuk yang saya baca juga perhitungannya mereka sama-sama menghitung dari penambahan hari perhati, terus perilaku masyarakat itu dihitung semua sama dia, dihitung dengan cara seperti itu 'waduh kalau seperti ini caranya kurang lebih baru bisa mencapai puncak di sekitar April," katanya.

Yuri mengatakan, apabila jaga jarak fisik terus dilakukan bukan tidak mungkin pada minggu keempat April kasus corona akan menurun. Dia menyebut mayoritas perkembangan kasus Corona di seluruh dunia relatif sama.

"Ada yang mengatakan kalau social distancingnya berhasil itu pada minggu kedua ketiga april itu puncak. Setelah itu akan penambahan kasus baru lebih dikit. Hampir sama grafiknya di Wuhan, di mana-mana. Naik, terus turun," ungkapnya.

Ilmuwan matematika Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, memprediksi puncak infeksi virus Corona jenis baru (COVID-19) terjadi pada pertengahan Mei 2020. Namun akhir dari pandemi ini tergantung dari kebijakan yang diambil pemerintah.

Sutanto Sastraredja, yang juga dosen Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA) UNS, memaparkan secara matematis dinamika populasi COVID-19 dengan model SIQR.

Penjelasan model ini adalah Susceptible (S) digambarkan sebagai orang yang sehat yang rentan terinfeksi, Infected (I) sebagai individu yang terinfeksi, Quarantine (Q) sebagai proses karantina, dan Recovery (R) adalah orang yang telah sembuh dari COVID-19.

Data-data diambil mulai 2 Maret 2020 saat pertama kali pemerintah mengumumkan secara resmi terdapat dua orang yang terinfeksi virus Corona. "Saya ambil data sampai 22 Maret," ujar Sutanto saat dihubungi detikcom, Sabtu (28/3/2020).

"Dari data itu saya temukan parameter. Parameter ini kemudian saya masukkan dalam rumus matematika, sehingga bisa menghitung kecepatan orang yang sudah terinfeksi, dan yang masuk karantina," ujarnya.

Model SIQR ini kemudian dianalisis lagi menggunakan metode numerik Runge-Kutta Orde 4 sehingga menghasilkan sebuah grafik. Kesimpulannya, jika tidak ada perubahan dalam penanganan, diperkirakan puncak infeksi terjadi pada pertengahan Mei 2020.

Halaman 2 dari 2
(lir/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads