Nestapa Satu Per Satu Petugas Medis Gugur di Garda Depan Lawan Corona

Round-Up

Nestapa Satu Per Satu Petugas Medis Gugur di Garda Depan Lawan Corona

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 28 Mar 2020 08:56 WIB
Ilustrasi corona (Fauzan Kamil/detikcom)
Foto: Ilustrasi corona (Fauzan Kamil/detikcom)
Jakarta -

Para petugas medis di Indonesia masih terus berjuang di garda terdepan melawan virus Corona (COVID-19). Namun, satu persatu tenaga medis itu berguguran ketika menjalankan tugas mulianya. Kisah mereka meninggalkan nestapa bagi semuanya.

Kisah wafatnya para tenaga medis yang berjuang menangani pasien Corona ini dimulai sejak seminggu lalu. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merilis 6 dokter yang meninggal dunia saat situasi penyebaran virus COVID-19 melalui akun Twitter @PBIDI, Minggu (22/3/2020). Berikut ini daftarnya:

1. dr Hadio Ali SpS, IDI Cabang Jakarta Selatan
2. dr Djoko Judodjoko, SpB, IDI Cabang Kota Bogor
3. dr Laurentius P, SpKJ, IDI Cabang Jakarta Timur
4. dr Adi Mirsaputra SpTHT, IDI Cabang Kota Bekasi
5. dr Ucok Martin SpP, IDI Cabang Medan
6. dr. Toni Daniel Silitonga, IDI Cabang Bandung Barat


Berita duka tentang kepergian pun menuai duka mendalam bagi masyarakat Indonesia. Dua dokter di antaranya disebut sebelumnya dirawat di RSUP Persahabatan, seorang lainnya di RSPAD Gatot Soebroto.


Atas informasi tersebut, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Daeng Mohammad Faqih membenarkan kabar duka tersebut.

"Iya betul," kata dr Daeng Mohammad Faqih, saat dihubungi detikcom, Minggu (22/3/2020).

Sementara itu, Humas RSUP Persahabatan Eryuni Yanthi belum bisa memberikan informasi lebih lanjut soal informasi dua dokter yang wafat tersebut sebelumnya dirawat di RSUP Persahabatan.

"Iya nanti kami share di grup media ya. Nanti saja tunggu penjelasan Ibu Dirut. Nanti kami share ke media," katanya seperti dikutip Antara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Terima Bantuan, PT Bukit Asam Siap Salurkan Kebutuhan Tenaga Medis:



Pertama kisah tentang salah satu dokter yang bertugas di Rumah Sakit Bogor Medical Center (BMC), Jawa Barat, Djoko Judodjoko, yang dikabarkan meninggal dunia.

Djoko meninggal diduga akibat terinfeksi virus Corona (COVID-19) karena memang menangani pasien virus Corona. Isu kabar meninggal Djoko mulanya tersebar secara berantai di grup Whatsapp, dalam pesan itu Djoko disebut meninggal karena virus Corona. Para dokter yang sering melakukan kontak dengan Djoko juga disebut sedang diisolasi di rumah sakit.

Adik ipar Djoko, Pandu Riono, membenarkan kabar meninggalnya Djoko. Pandu mengatakan Djoko merupakan pasien suspect Corona. Djoko meninggal pada Sabtu (21/3) pukul 11.15 WIB di RSPAD Gatot Soebroto.

"dr Djoko sudah... sudah dimakamkan kemarin sore di (TPU) Karet Bivak. Meninggalnya siang, dikuburkan sore," kata Pandu saat dihubungi, Minggu (22/3/2020).

Pandu menjelaskan, sebelum meninggal, Djoko mengalami gejala dari virus Corona, seperti demam, batuk, dan sesak napas. Hingga akhirnya, Djoko harus dirawat di rumah sakit di Bogor dan kemudian di rujuk ke RSPAD Gatot Soebroto.

"Sorenya hari Rabu, kok dia merasa tiba-tiba nggak enak badan, batuk, sesak, demam gitu, terus kemudian dirawat di rumah sakit itu. Hari Kamis dia sudah diduga sebagai pasien Corona dan diambil swab-nya diperiksa di Jakarta swab-nya," katanya.

"Waktu itu udah mau dikirim ke rujukan, tapi penuh semua. Akhirnya baru Sabtu pagi dikirim ke rumah sakit RSPAD karena kan dia dokter militer." sambungnya.


Selain itu, ada kabar duka yang disampaikan seleb medsos Raditya Dika. Dia yang mengungkap cerita salah seorang dokter yang meninggal terkait pandemi COVID-19.

Dokter tersebut adalah rekan seangkatan semasa SMA dan tengah bertugas saat diduga tertular virus corona dari pasiennya.

"Jam 4 pagi tadi salah satu teman seangkatan saya di SMU 70 dulu telah meninggal dunia karena COVID 19. Umurnya masih 34 tahun, orangnya baik dan pintar. Kebetulan teman saya adalah seorang dokter dan terpapar saat bertugas," tulis Raditya.

Sedangkan kabar duka terkait wafatnya dr Toni Daniel Silitonga, IDI Cabang Bandung Barat. PB IDI memastikan dokter dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, Toni Daniel Silitonga bukan meninggal karena virus Corona. IDI menyebut dr Toni meninggal karena sakit jantung.

"Terkait postingan IDI perihal wafatnya sejawat-sejawat anggota IDI selama situasi Pandemi Covid-19 ini, adalah benar dr Toni Daniel silitonga dalam wafatnya bukan disebabkan langsung Covid-19," kata Ketua Umum PB-IDI dr Daeng M Faqih seperti dikutip dalam postingan twitter resmi @PBIDI, Minggu (22/3/2020).

Atas kabar duka tersebut, pemerintah menyampaikan dukacita dan belasungkawa untuk tenaga medis yang meninggal dunia saat merawat pasien COVID-19.

"Saya awali bahwa pemerintah menyatakan keprihatinan yang mendalam dan duka sedalam-dalamnya atas beberapa tenaga kesehatan yang terpaksa harus menjadi korban dari penyakit COVID-19," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Minggu (22/3/2020).

Yuri mengatakan pemerintah menghargai dedikasi para tenaga kesehatan di semua lini dalam merawat pasien Corona. Terkait keselamatan tenaga medis, Presiden Joko Widodo sebelumnya meminta para tenaga kesehatan diberikan perlindungan maksimal.

"Saya ingin perlindungan maksimal pada para dokter, tenaga medis, dan jajaran di rumah sakit yang melayani pasien yang terinfeksi COVID-19," kata Jokowi dalam video yang disiarkan langsung akun YouTube Sekretariat Presiden, pada Kamis (19/3/2020).

"Pastikan alat pelindung diri, APD. Karena mereka berada di garis terdepan sehingga petugas kesehatan harus terlindung dan tidak terpapar oleh COVID-19," ujarnya.Jokowi juga meminta alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan disiapkan. Sebab, mereka merupakan garda terdepan dalam penanganan virus Corona (COVID-19).

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyiapkan hotel untuk tempat tinggal sementara bagi petugas medis. Pasalnya, Anies mengatakan bahwa tugas para petugas medis itu berat.

"Bahwa garda terdepan di dalam menghadapi wabah COVID-19 ini adalah tim medis. Mereka yang berada paling depan, bekerjanya paling keras, paling berat, dan risikonya paling besar," kata Anies dalam konferensi pers yang disiarkan akun YouTube Pemprov DKI, Kamis (26/3/2020).

"Seperti kita ketahui tadi, jumlah tenaga medis yang terpapar di Jakarta saja itu sampai 50 orang. Jadi angka itu menggambarkan besarnya risiko," sambungnya.


Jumlah para petugas medis yang berguguran terus bertambah. Yang teranyar, IDI mengonfirmasi dua dokter yang baru meninggal dunia saat menangani Corona. Mereka adalah pengurus IDI Jakarta Barat dan anggota IDI Bandung.

"Iya," kata Ketua Umum PB IDI, Daeng M Faqih, Jumat (27/3/2020). Daeng menjawab pertanyaan apakah kedua dokter tersebut meninggal positif Corona.


Secara terpisah, Ketua IDI DKI Jakarta Slamet Budiarto membenarkan bahwa salah seorang dokter yang meninggal dunia itu sebelumnya dirawat di RSHS Bandung.

"RSHS untuk dr EL," kata Slamet.





Informasi mengenai adanya dua orang dokter yang meninggal dunia itu juga disampaikan IDI lewat akun Twitter @PBIDI. IDI menyampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya kedua anggotanya.

"IDI kembali berduka," cuit akun @PBIDI.

Halaman 2 dari 3
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads