Sejumlah topik berita di Jawa Barat menarik perhatian pembaca detikcom, Jumat (27/3/2020). Mulai Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyiapkan opsi lockdown hingga seorang pasien positif Corona di Cirebon yang menulis surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo. Dalam surat itu dia sampaikan berbagai kegelisahannya terkait penanganan Corona di Indonesia.
Berikut rangkuman beritanya:
Pasien Positif Corona Tulis Surat Terbuka untuk Jokowi
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang pasien positif terinfeksi virus Corona yang diisolasi di Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati Kota Cirebon menulis surat terbuka untuk Presiden Jokowi.
Pasien berinisial RRP itu menuliskan surat terbuka yang diposting pada akun sosial medianya. Surat terbuka itu berisi tentang kritik untuk pemerintah terkait penanganan corona, seperti lamanya hasil swab, pemangkasan birokrasi, dan lainnya.
Surat terbuka dari kamar isolasi RSD Gunung Jati Cirebon itu viral di media sosial. Ribuan kali dibagikan pengguna lainnya. Tulisan yang dibuat dengan rasa khawatir itu bertujuan untuk menggugah pemerintah.
detikcom pun menghubungi RRP. Ia bercerita tentang pertama kali di swab oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes pada tanggal 9 Maret lalu. Lima hari setelah swab, ia dinyatakan positif.
"14 Maret dinyatakan positif. Sampai sekarang masih diisolasi," kata RRP saat dihubungi detikcom, Jumat (27/3/2020).
RRP bersama tujuh pasien dalam pengawasan (PDP) dirawat di ruang isolasi rumah sakit. Namun, hanya RRP yang dinyatakan positif. Sementara, pasien lainnya masih menunggu hasil swab.
Selama diisolasi, RRP mengaku telah menjalani swab sebanyak lima kali. Swab yang pertama dan kedua hasilnya positif corona.
"Swab ketiga sampai kelima belum ada hasil. Swab terakhir itu tanggal 24 Maret, hasilnya belum keluar. Ada 8 pasien yang diisolasi, dan belum tahu kejelasan hasilnya," kata RRP.
Ridwan Kamil Siapkan Opsi Semi Lockdown
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan opsi semi lockdown demi menekan angka penularan virus Corona atau Covid-19. Opsi itu akan dilakukan tergantung dari hasil tes masif atau rapid test diagnostic (RDT) akhir pekan ini.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan hasil tes masif tersebut akan memberikan gambaran peta persebaran Covid-19 di Jabar. Sehingga mempermudah untuk mengambil tindakan yang terukur.
"Harapannya di akhir pekan kita bisa mendapatkan peta persebaran yang lebih konkrit, membuat kita bisa memutuskan apakah akan melakukan isolasi, blokade dengan semi lockdown dengan data yang jelas," kata pria yang akrab disapa Kang Emil itu, Jumat (27/3/2020).
Emil mengatakan Jabar akan mengambil langkah seperti Korea Selatan dengan tak memberlakukan lockdown secara total. Namun sebagai antisipasinya tes masif dilakukan dengan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.
"Kami terapkan metode Korea Selatan, tidak di lockdown tapi tes semasif-masifnya," ucapnya.
Wali Kota Cimahi Negatif Corona
Dinas Kesehatan Kota Cimahi akhirnya mengumumkan hasil tes Corona yang dilakukan Wali Kota Cimahi, Ajay M. Priatna. Ajay negatif Corona.
Hasil pengetesan Corona Virus yang dilakukan Ajay tertuang dalam selembar surat dari Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang bertuliskan hasil pemeriksaan negatif dan nilai normal negatif.
"Alhamdulillah hasil tes PCR Wali Kota Cimahi, dinyatakan negatif," kata Pratiwi, Jumat (27/3/2020).
Pengumuman hasil tes PCR tersebut awalnya akan dilaksanakan pada hari Kamis (26/3/2020). Namun, Dinkes belum menerima hasil tes tersebut sehingga pengumumannya diundur sehari.
Dokumen pengumuman hasil tes ini akan disampaikan langsung le Pak Wali Kota hari ini," tuturnya.
Ajay sendiri melakukan pengetesan Corona Virus Disease atau Covid-19 setelah mendapatkan kabar Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, positif Covid-19.
Ajay dan Yana, ikut hadir dalam acara Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, 9 Maret lalu. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menjadikan Musda Hipmi sendiri dijadikan klaster penyebaran Covid-19. Selain Yana, Bupati Karawang juga positif Corona Virus setelah menghadiri Musda Hipmi.
Viral Wanita Cimahi Diduga Meninggal
Beredar sebuah video dan foto-foto adanya seorang wanita yang tergeletak tak sadarkan diri di badan Jalan Terusan Jenderal Sudirman, depan RS Dustira, Kota Cimahi.
Video berdurasi 10 detik itu memperlihatkan wanita berkerudung dan mengenakan baju kuning itu dalam posisi tertelungkup, tanpa ada yang berani menyentuh.
Bahkan di sekitaran wanita tersebut, ada dua buah bendera kuning yang terpasang pada tiang setinggi 1 meter sebagai penanda.
Sementara pada status seorang warga di Whatsapp, dengan potongan gambar dari video, dibubuhkan tulisan 'Pokoknya jangan dulu lah, lewat daerah Unjani, Dustira, sampe ke gn bohong. Disana lagi red zone, terus ini ada yang tiba2 pingsan dan meninggal tapi BELUM dipastikan dia corona ya'.
Saat dikonfirmasi, Bhabinkamtibmas Kelurahan Baros, Bripka Saepudin, wanita yang tergeletak dan dikira sudah meninggal itu hanya pingsan akibat mengidap epilepsi.
"Alhamdulillah sudah ditangani. Dia hanya pingsan karena punya epilepsi. Sekarang sudah dibawa pulang oleh ayahnya," kata Bripka Saepudin saat dihubungi, Jumat (27/3/2020).
Kecelakaan di Garut
Elf ugal-ugalan memakan korban. Di Garut, elf masuk selokan gegara ngebut di tikungan. Satu orang penumpang tewas, lima lainnya luka.
Kecelakaan itu terjadi Jumat (27/3/2020) pagi sekira pukul 05.30 WIB pagi tadi di Jalan Raya Bayongbong tepatnya Kampung Cisitu, Desa Sukahati, Kecamatan Cilawu.
Kasat Lantas Polres Garut, AKP Asep Nugraha menjelaskan, kecelakaan bermula saat kendaraan elf nopol Z 7933 D yang dikemudikan Ganjar melaju dari arah Maktal menuju Bayongbong.
"Sewaktu melintas jalan menikung ke kanan dan agak menanjak, hilang kendali," kata Asep saat dikonfirmasi detikcom, Jumat.
Diduga karena melaju kencang, Ganjar hilang kendali. Kendaraan elf pun akhirnya meluncur bebas ke sebuah selokan besar yang ada di kiri jalan.
Akibat kejadian tersebut, seorang penumpang meninggal dunia. 5 penumpang lainnya mengalami luka dan dilarikan ke rumah sakit.
"Untuk identitas korban meninggal dunia hingga saat ini masih kami lakukan identifikasi," katanya.
Ridwan Kamil Siapkan Opsi Semi Lockdown
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan opsi semi lockdown demi menekan angka penularan virus Corona atau Covid-19. Opsi itu akan dilakukan tergantung dari hasil tes masif atau rapid test diagnostic (RDT) akhir pekan ini.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan hasil tes masif tersebut akan memberikan gambaran peta persebaran Covid-19 di Jabar. Sehingga mempermudah untuk mengambil tindakan yang terukur.
"Harapannya di akhir pekan kita bisa mendapatkan peta persebaran yang lebih konkrit, membuat kita bisa memutuskan apakah akan melakukan isolasi, blokade dengan semi lockdown dengan data yang jelas," kata pria yang akrab disapa Kang Emil itu, Jumat (27/3/2020).
Emil mengatakan Jabar akan mengambil langkah seperti Korea Selatan dengan tak memberlakukan lockdown secara total. Namun sebagai antisipasinya tes masif dilakukan dengan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.
"Kami terapkan metode Korea Selatan, tidak di lockdown tapi tes semasif-masifnya," ucapnya.
Sejauh ini, kata Emil, Pemprov Jabar melibatkan polisi untuk mencari orang dalam pemantauan (ODP) yang hadir dalam empat acara besar di Jabar.
"Sekarang peserta di empat klaster sedang dicari alamat dan dipaksa untuk melakukan tes," katanya.
"Pertama ekonomi syariah di Bogor, acara keagamaan di Bogor lainnya dan Lembang, kemudian Musda Hipmi," katanya.
Ia pun mengimbau agar warga tetap berdiam diri di rumah, begitu pun dengan warga Jabar yang merantau di wilayah pandemik seperti DKI Jakarta dan sekitarnya untuk tak mudik terlebih dahulu.
"Maka kewajibannya diam di rumah 14 hari, saya minta polisi di Jabar, agar mengingatkan agar tidak ada yang berkeliaran, yang dari Jakarta pada Sabtu Minggu ini jangan pulang dulu, karena akan mengganggu sistem pelacakan kami di Jabar, Jatim, Jateng dan Yogyakarta," katanya.