Poin-poin Penjelasan Terbaru Pemerintah Tangani Virus Corona 24 Maret 2020

Round-Up

Poin-poin Penjelasan Terbaru Pemerintah Tangani Virus Corona 24 Maret 2020

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Selasa, 24 Mar 2020 22:39 WIB
Ilustrasi corona (Fauzan Kamil/detikcom)
Ilustrasi virus corona (Foto: ilustrasi oleh Fauzan Kamil/detikcom)
Jakarta -

Pemerintah memberikan update penanganan virus Corona (COVID-19). Ada 686 kasus Corona di Indonesia per 24 Maret 2020.

Informasi terbaru penanganan virus Corona disampaikan Juru bicara pemerintah terkait penanganan wabah Corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers yang ditayangkan BNPB di YouTube, pada Selasa 24 Maret 2020.

Total ada 55 pasien Corona yang meninggal dunia. Pemerintah juga menyampaikan sejumlah langkah penanganan yang terus dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19 itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut poin-poin penjelasan pemerintah menangani virus Corona 24 Maret 2020.

686 Kasus Corona

Hingga hari ini tercatat kasus positif Corona bertambah menjadi 686 kasus.

"Total 686 kasus positif, ini angka kumulasi," ujar Yuri.

Data ini dihimpun hingga pukul 12.00 WIB tadi. Dengan jumlah kasus itu, berarti ada penambahan 107 kasus positif Corona dari data sebelumnya.

"Ada penambahan kasus baru konfirmasi positif sebanyak 107 kasus," sebut Yuri.

55 Pasien Corona Meninggal

Total ada 55 pasien Corona yang meninggal dunia.

"Ada penambahan kasus meninggal sebanyak 7 orang sehingga total kasus meninggal adalah 55 orang," kata Yuri.

Total pasien sembuh tidak bertambah, tetap 30 orang. Yuri menyebut ada pasien yang dalam sekali pemeriksaan dinyatakan negatif dan pemerintah masih menunggu hasil tes kedua kalinya.

80 Persen Positif Corona Gejala Ringan-Sedang

Pemerintah menyebut hampir 80 persen pasien positif Corona di Indonesia menunjukkan gejala ringan. Namun, ada juga pasien yang menunjukkan gejala sedang.

"Tentunya untuk kasus yang dengan keluhan ringan atau tanpa keluhan, ini sebenarnya adalah hampir 80 persen dari kasus positif yang ada secara statistik berada dalam keluhan posisi gejala yang ringan atau ringan sampai sedang," kata Yuri.

Yuri, panggilan akrab Achmad, mengatakan pasien positif Corona dengan gejala ringan sebetulnya bisa diobati dengan cara mengisolasi diri di rumah. Dengan begitu, sebut dia, tidak perlu sampai dirawat di rumah sakit 9RS).

2 Kelompok Prioritas Rapid Test

Pemerintah sudah menentukan dua kelompok yang menjadi prioritas dalam pemeriksaan metode rapid test virus Corona. Prioritas pertama ialah mereka yang pernah melakukan kontak dekat dengan pasien yang sudah terkonfirmasi positif virus Corona.

"Di dalam konteks pemeriksaan rapid test ini kita sudah menentukan kebijakan pertama rapid test akan kita laksanakan kepada kontak dekat kasus positif yang sudah terkonfirmasi dan dirawat di rumah sakit atau kasus konfirmasi positif yang harus dilaksanakan isolasi rumah maka bagian dari penelusuran terhadap kontak keluarga yang tinggal serumah dengan pasien itu harus kita periksa semuanya," kata Yuri.

Yuri mengatakan semua anggota keluarga pasien positif Corona akan diperiksa. Selain itu, rekan kerja pasien positif Corona akan diperiksa jika dia memiliki riwayat sempat bekerja.

Aparat Sering Patroli Malam Hari

Pemerintah mengimbau agar masyarakat patuh akan aturan menjaga jarak dengan orang di tengah pandemi Corona. Meski begitu, Yuri mengatakan masih ada beberapa orang yang tak patuh aturan itu sehingga aparat keamanan pada malam hari masih berpatroli.

"Dan juga beberapa masih perlu kita ingatkan sehingga kadang-kadang di malam hari aparat keamanan juga masih sering berpatroli untuk mengingatkan agar tidak bergerombol, tidak berkumpul, untuk mengurangi penularan ini. Ini penting untuk kita," jelas Yuri.

Negatif Corona, Periksa Ulang

Pemerintah menjelaskan rapid test virus Corona menggunakan metode pemeriksaan antibodi. Nantinya, jika hasil rapid test menunjukkan negatif COVID-19, maka pemeriksaan akan diulang kembali pasca 10 hari.

"Yang bisa dilakukan mana kala pemeriksaan pertama negatif adalah mengulang kembali. Kita telah menyepakati bahwa kita akan mengulang kembali setelah 10 hari," kata Yuri.

Yuri menjelaskan, pemeriksaan kedua dilakukan karena hasil tes negatif bukan jaminan tak terinfeksi. Dia mengatakan, bisa saja orang tersebut terinfeksi namun masih pada tahap awal lantaran antibodi belum terbentuk.

Rapid Test Periksa Antibodi, Bukan Virus

Rapid test merupakan pemeriksaan antibodi yang berada di dalam darah.

"Rapid test atau tes cepat ini yang kita laksanakan sekarang. Beberapa hari yang lalu sudah kita laksanakan dan sekarang berikutnya masih kita laksanakan menggunakan metode pemeriksaan antibodi. Jadi bukan melakukan pemeriksaan langsung terhadap virusnya," kata Yuri.Y

Yuri mengatakan pemeriksaan langsung ke virus Corona menggunakan metode berbasis antigen. Yaitu, sebut dia, dengan memeriksa bagian rongga belakang hidung atau mulut.

Tenaga Medis Rapid Test Tahap Pertama

Yuri mengatakan pada tahap pertama saat ini, rapid test akan diprioritaskan untuk dua kelompok.

"Yang pertama rapid test akan kita laksanakan pada kontak dekat kasus positif yang sudah terkonfirmasi dan dirawat di rumah sakit atau konfirmasi positif yang harus dilaksanakan isolasi rumah," ujar Yuri.

Selain itu menurutnya tenaga kesehatan juga akan menjadi prioritas pemerintah untuk rapid test karena mereka kelompok garda terdepan yang rentan terinfeksi virus Corona.

125 Ribu Rapid Test Disebar ke 34 Provinsi

Pemerintah menyatakan sudah ada 125 ribu rapid test kit untuk pemeriksaan Corona yang datang. Seluruh rapid test kit itu sudah didistribusikan ke 34 provinsi di seluruh Indonesia.

"Saat ini kami sudah mendistribusikan 125 ribu kit untuk pemeriksaan cepat yang didistribusikan di 34 provinsi," ujar Yuri.

Yuri menyebut nanti daerah yang akan mengatur siapa-siapa saja yang akan dites menggunakan rapid test kit ini. Tapi menurutnya, prioritas yang akan dites adalah orang yang pernah kontak dengan pasien positif dan tenaga medis yang menangani pasien positif.

"Pertama untuk kontak tracing, kedua untuk petugas kesehatan," ujar Yuri.

Pemerintah akan kembali mendatangkan rapid test kit yang lebih banyak sehingga nantinya tes dilakukan berdasarkan daerah yang dianggap menjadi tempat penularan.

Sebaran 686 Kasus Corona

Kasus positif virus COVID-19 di Indonesia bertambah menjadi 686 kasus. Kasus positif ini tersebar di sejumlah provinsi.

Berikut ini rincian total kasus positif Corona di sejumlah daerah di Indonesia hingga Selasa (24/3) pukul 12.00 WIB:

Poin-poin Penjelasan Terbaru Pemerintah Tangani Virus Corona 24 Maret 2020Ilustrasi warga Jakarta mengenakan masker di tengah pandemi corona (Foto: Pradita Utama/detikcom)

Bali: 6 (2 meninggal)
Banten: 65 (4 meninggal)
DI Yogyakarta: 6 (1 meninggal)
DKI: 424 (31 meninggal)
Jambi: 1
Jawa Barat: 60 (10 meninggal)
Jawa Tengah: 19 (3 meninggal)
Jawa Timur: 51 (1 meninggal)
Kalimantan Barat: 3
Kalimantan Timur: 11
Kalimantan Tengah: 3
Kalimantan Selatan: 1
Kep Riau: 5 (1 meninggal)
NTB: 1
Sumatera Selatan: 1
Sulawesi Utara: 2
Sumatera Utara: 7 (1 meninggal)
Sulawesi Tenggara: 3
Sulawesi Selatan: 4 (1 meninggal)
Lampung: 1
Riau: 2
Maluku Utara: 1
Maluku: 1
Papua: 3
Total: 686 (55 meninggal)

Orang Sembuh: 30 orang

Halaman 2 dari 6
(aan/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads