Gugus Tugas COVID-19 Sumatera Utara (Sumut) mengatakan ada petugas yang diancam saat melakukan pelacakan orang dalam pemantauan (ODP) corona. Hal tersebut terjadi karena warga yang didatangi menolak ditanya soal riwayat perjalanan ataupun kontaknya.
"Di lapangan ini tidak mudah, tidak semua orang dengan sukarela bersedia ditanya dan juga itu terjadi di beberapa daerah, yang kemudian petugas kami itu ada yang sampai diancam dan sebagainya," ujar Wakil Ketua Gugus Tugas COVID-19 Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, Senin (23/3/2020).
Hal itu disampaikan Alwi saat bicara dalam live streaming Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sumatera Utara yang ditayangkan lewat akun Youtube Humas Sumut. Alwi tak menjelaskan detail warga di daerah mana yang mengancam petugas dan apa bentuk ancamannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alwi mengatakan pelacakan ODP di Sumut dilakukan dengan menelusuri riwayat kontak dan perjalanan warga. Jika terdeteksi pernah melakukan kontak dengan pasien terkait corona atau datang ke wilayah terjangkit, maka warga tersebut akan menjadi ODP.
"Kami melakukan penelusuran kontak erat terhadap pasien yang positif COVID-19. Mulai 14 hari sebelum dia dinyatakan positif sampai dia dinyatakan positif dan rantai itu akan kita telusuri, siapa saja kontak erat. Paling tidak berjarak setengah meter, satu rumah, satu ruangan, satu mobil. Orang-orang ini kami identifikasi dan kami catat," ucapnya.
Alwi mengatakan saat ini pihaknya juga masih menunggu alat rapid test. Jika sudah tiba, pihaknya segera menggelar tes kepada pihak yang paling berpotensi terindikasi.
"Dimulai dari daerah yang banyak ODP-nya," jelasnya.