Seorang peserta Ijtima Dunia Zona Asia di Gowa, Sulawesi Selatan, Sukardi (65), meninggal dunia secara mendadak di lokasi ijtima. Dokter polisi menegaskan korban meninggal dunia akibat serangan jantung.
"Karena penyakit jantung. Saya sempat ke lokasi dan melakukan pemeriksaan terhadap jenazah atas nama Sukardi, 65 tahun. Jadi memang sebelum dia ke sini dia sudah ada riwayat penyakit jantung dan hipertensi," ujar Kepala Rumah Sakit RS Bhayangkara Polda Sulsel dr Kombes Farid Amansyah kepada detikcom, Jumat (20/3/2020) malam.
dr Farid menjelaskan, korban sedang bersama rombongan sesama peserta asal Manokwari, Papua Barat, di lokasi ijtima, area Pesantren Darul Ulum, Pakkatto, Gowa. Namun sekitar pukul 11.55 Wita, korban mengeluhkan rasa nyeri di dadanya, terjatuh, dan berujung pada kematian korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia bersama temannya, tiba-tiba mengeluh nyeri dada dan temannya lihat jatuh. Ketika jatuh, dibawa ke posko kesehatan," ujar dr Farid.
Korban sempat diberi pertolongan pertama saat tiba di posko kesehatan ijtima. Namun nyawa korban tak tertolong.
"Dilakukan pertolongan pertama tapi tidak berhasil. Meninggal," kata dr Farid.
"Nah, kalau saya lihat dari keterangannya itu, dan memang ada hipertensi, ya cenderung ke sana, penyakit jantung," sambung dr Farid.
dr Farid pun meminta masyarakat saat ini tak menghubungkan kematian tiba-tiba yang dialami korban dengan virus Corona. Dia menyebut ada perbedaan mendasar antara penyakit jantung dan Corona.
"Mungkin orang curiga COVID, ndag. Saya kira ndag, kalau COVID itu kan dia butuh proses, dia demam, ada batuk, sesak napas," ujarnya.
"Saat itu orang mencari pertolongan sudah kalau sesak napas. Baru dalam perjalanannya 2-4 hari, 1 minggu, meninggal kalau memang COVID-nya memberat," sambung dr Farid.
Sementara proses kematian korban, sebut dr Farid, terjadi secara mendadak dan memang memiliki riwayat jantung dan hipertensi.
"Dan apalagi beliau... pertama, 65 tahun, kedua hipertensi, ketiga riwayat jantung, itu semua satu cluster semua kan," pungkas dr Farid.
Sebelumnya diberitakan, ribuan peserta memang masih terus berdatangan ke lokasi ijtima meski panitia telah memutuskan menunda kegiatan ini. Hal ini membuat polisi kembali mengevakuasi peserta ke tempat yang telah ditentukan.
"Jadi kan kemarin sampai malam (evakuasi peserta). Tapi malam-malam pukul 23.00-24.00 Wita ada lagi yang berdatangan, ada yang dari Kalimantan, NTB, jadi (evakuasi) dilanjutkan lagi dengan hari ini," ujar Kapolres Gowa AKBP Boy Samola saat dimintai konfirmasi terpisah.
Boy menyebutkan jumlah peserta yang baru berdatangan mencapai ribuan orang. Alhasil, evakuasi masih dilakukan.
"Pokoknya sekitar 1.000 orang, jadi hari ini, tadi pagi sudah berapa kali kita cek, sampai sekarang masih evakuasi lagi," katanya.