Virus Corona masih mewabah di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Pemerintah RI pun menyarankan warga menerapkan social distancing untuk membatasi penularan virus ini. Apa itu social distancing?
Seperti dilansir dari laman The Washington Post, social distancing merupakan upaya mencegah penularan infeksi penyakit dengan menjaga jarak dari kerumunan massa. Social distancing merupakan tindakan preventif untuk memutus mata rantai penyebaran wabah seperti Corona ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tindakan social distancing bisa berupa menghindari kerumunan di transportasi umum, bisa pula berupa pembatalan sejumlah acara pertemuan massa.
Social distancing terbukti ampuh menjaga grafik angka penularan infeksi tetap landai alias kecil. Sejarah telah memberikan pelajaran tentang ini. Sebuah riset yang dilakukan oleh Akademi Nasional Sains Amerika Serikat menjelaskan social distancing berhasil menekan angka kematian pada pandemi influenza pada 1918 yang pernah menghajar AS.
Kota-kota yang menerapkan social distancing, seperti dengan menutup gereja, sekolah, teater, dan ruang dansa serta melarang kerumunan mobil di jalan, memiliki grafik angka kematian yang lebih rendah ketimbang yang lain.
Bukan tanpa konsekuensi
Penerapan social distancing bukan tanpa konsekuensi. Seperti dilansir dari Science Magazines, social distancing memang bisa memperlambat proses penyebaran virus, tapi terus mengisolasi diri dari interaksi massa juga bisa memicu stres. Mengisolasi diri bisa memicu berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit hati, depresi, demensia, atau bahkan kematian.
Sebuah meta-analisis yang dilakukan oleh peneliti psikologi Julianne Holt-Lunstad pada 2015 menyebutkan isolasi diri yang kronis justru bisa memicu tingkat kematian hingga 29 persen.
Namun masalah ini masih bisa diatasi. Caranya dengan tetap menjaga interaksi sosial lewat internet. Tetap melakukan bincang-bincang lewat aplikasi ponsel, kirim-mengirim surat, atau bahan video call. Berusaha tetap optimistis dan terus berinteraksi ialah upaya untuk terus sehat di masa isolasi diri atau social distancing.
Arahan Pemerintah RI untuk social distancing
Sebagaimana diketahui, virus Corona telah ditetapkan menjadi pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Virus ini menyebar ke berbagai negara tanpa pandang bulu. Di Indonesia sendiri, jumlah sementara kasus Corona mencapai 174, per hari kemarin, Selasa (17/3/2020).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta warga tetap tenang tapi waspada. Guna menghambat penularan virus via interaksi, Jokowi juga mengimbau warga bekerja hingga ibadah di rumah.
"Dengan kondisi saat ini, saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah, inilah saatnya bekerja bersama-sama saling tolong-menolong dan bersatu padu, gotong royong," kata Jokowi melalui video yang disiarkan langsung Sekretariat Presiden di Istana Kepresidenan Bogor, Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/3).
Sementara itu, arahan ini juga diikuti oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Anies meminta warga DKI untuk membantu pemerintah mencegah penyebaran virus Corona. Anies meminta warganya melakukan jaga jarak dengan orang lain.
"Penularan terjadi karena interaksi orang ke orang, karena itu kita semua harus melakukan social distancing measure pada hari-hari ke depan," kata Anies, dalam akun Instagramnya @aniesbaswedan, Minggu (15/3).
(rdp/dnu)