Pakar Gugus Penanganan Corona Ungkap Alasan Pemerintah Belum Lockdown

Pakar Gugus Penanganan Corona Ungkap Alasan Pemerintah Belum Lockdown

Yulida Medistiara - detikNews
Rabu, 18 Mar 2020 10:45 WIB
ilustrasi corona
Foto ilustrasi Corona
Jakarta -

Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, memaparkan alasan Indonesia tidak melakukan lockdown. Wiku mengatakan yang memungkinkan dilakukan saat ini adalah social distancing atau jaga jarak dan pemerintah belum memikirkan opsi lockdown.

"Hal yang penting adalah social distancing, di masyarakat sudah beredar berita tentang lockdown. Sebenarnya kembali lagi social distancing, selama penjarakan atau kontak bisa terjaga dengan baik, tidak menjadi kontak, itu yang terbaik," kata Wiku di kantor BNPB dalam siaran langsung melalui akun YouTube, Rabu (18/3/2020).

"Lockdown ini kan sebenarnya sebelum sampai istilah 'lockdown' sebenarnya sudah karantina wilayah. Nah wilayah Indonesia ini kan besar sekali, kalau lockdown nasional ini kan nanti terhadap aktivitas ekonomi," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wiku menyebut Indonesia belum memilih opsi lockdown secara nasional karena akan berdampak secara ekonomi. Sebab, saat ini masih banyak warga yang mengandalkan upah harian sehingga dikhawatirkan akan berdampak secara ekonomi.

"Belum diambil karena lockdown itu artinya membatasi wilayah atau daerah dan memiliki implikasi ekonomi, sosial, dan keamanan. Maka dari itu, kebijakan itu belum bisa diambil. Social distancing hal yang efektif. Di Indonesia banyak sekali orang bekerja mengandalkan upah harian dan itu salah satu kepedulian pemerintah supaya aktivitas ekonomi tetap berjalan. Karena dengan lockwon orang di rumah, maka aktivitas ekonomi sulit berjalan dan secara ekonomi itu berbahaya. Oleh karena itu, kita belum mengambil ke arah sana," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Ia menyebut karantina dapat dilakukan secara bertahap, misalnya melakukan karantina di rumah dengan tidak pergi ke mana-mana. Ada pula karantina rumah sakit ataupun karantina wilayah.

"Kalau bicara karantina kan bisa bertahap, mulai dari karantina rumah. Jadi kita di rumah tidak pergi, untuk rumah yang padat nanti cari solusi yang lain. Jadi karantina rumah, wilayah, dan nanti mungkin karantina rumah sakit," ungkapnya.

Wiku mengatakan saat ini jumlah penduduk Indonesia mencapai sekitar 200 juta jiwa, sedangkan yang terdampak COVID-19 baru sekitar 172 berdasarkan dampak terakhir. Ia menilai lebih banyak masyarakat Indonesia yang lebih sehat sehingga dia mengimbau warga tidak perlu panik.

"Jadi mohon masyarakat Indonesia lebih banyak yang sehat perhatian kita tidak hanya yang sakit aja, yang sakit ini nanti akan ditangani dengan baik," ungkapnya.

Dia mengingatkan masyarakat melakukan pola hidup sehat dan bersih dan rajin mencuci tangan. Serta menerapkan etika batuk dan bersin.

Memahami Lockdown dan Pembatasan Sosial:

[Gambas:Video 20detik]



(yld/bar)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads