Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan secara aktif memeriksa kondisi kesehatan orang dalam pengawasan (ODP) demi mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19. Langkah itu diambil setelah Pemprov melakukan rapat koordinasi (rakor) dengan DPRD Jabar di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (13/3/2020).
Seperti diketahui, ODP adalah warga yang dipantau karena memiliki riwayat perjalanan ke negara yang dilabeli 'travel warning' Corona oleh WHO.
Mereka akan dipantau selama 14 hari untuk melihat apakah ada gejala yang menjurus terinfeksi atau tidak. Saat ini ada 650 ODP di Jabar, 40 persen di antaranya telah dinyatakan negatif Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada informasi kalau Covid-19 ini menular pada orang-orang yang tidak bergejala. Sekarang kita akan tes ke ODP, bila hasil tesnya negatif alhamdulillah," kata pria yang akrab disapa Kang Emil itu seusai rakor.
"Tapi kalau misal banyak positif atas izin DPRD, kita akan mengurangi pergerakan-pergerakan sosial yang jadi arahan WHO untuk dikurangi," ucap kang Emil melanjutkan.
Dia mengungkapkan, Kementerian Kesehatan berencana untuk melakukan desentralisasi testing Corona. Saat ini, alat untuk mengecek virus tersebut tengah didistribusikan ke daerah-daerah.
"Sambil menunggu, kita proaktif karena sudah ada alatnya. Kami punya alatnya di rumah sakit dan lab Unpad. Ini akan membantu memperluas jangkauan pemeriksaan, ODP akan dites dan dipantau gejalanya," kata Emil.
Proaktif tes ini, katanya, untuk menghadapi bulan Ramadan yang diprediksi akan ada perkumpulan massa yang banyak dan intens. "Kita proaktif, rasional dan terukur yang semoga hasilnya sesuai dengan apa yang kita harapkan, semua sama seperti yang WHO lakukan," ujarnya.
Simak Juga Video "Jokowi Belum Kepikiran Soal Lockdown Karena Corona"
(yum/mso)