Fuad (60), penjaga makam wakaf RW 18 Kelurahan Pancoran Mas, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, merasa terganggu adanya acara dangdutan di kuburan. Ia pun meminta aparat turun tangan.
"Karena ini adalah milik kita semua, (tanah) wakafkan milik kita semua, ya paling nggak setiap malam apa gitu ya ada aparat kontrol," ujar Fuad di lokasi, Kamis (12/3/2020).
Fuad berharap kehadiran aparat dapat 'mengusir' oknum warga yang dangdutan di area kuburan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita mah nggak didengerin, mungkin kalau aparat mungkin juga didengerin," imbuhnya.
Selain itu, Fuad meminta Pemerintah Kota Depok membangun pagar di area kuburan. Tujuannya agar tidak sembarang warga bisa masuk ke area pemakaman.
"Yang kedua, saya pengen ke Pemkot kita buat pagerin. Pengen dibuat pager kayak gini ya tinggi dua meter yang dia nggak bisa lompat, cuma itu aja sih," katanya.
Sebelumnya, Fuad menyebut area pemakaman sering dijadikan oknum warga untuk dangdutan. Menurutnya, hampir satu bulan sekali acara dangdutan itu digelar.
"Kadang-kadang seminggu sekali. Kalau seminggu sekali juga kadang berturut-turut nggak bisa dibilang seminggu sekali juga. (Tapi) pasti ada (dangdutan) kalau sebulan sekali," ujar Fuad.
Terkait dengan adanya temuan botol minuman keras (miras), Fuad menduga orang-orang yang menggelar dangdutan itu juga turut mengonsumsi minuman keras. Botol minuman keras itu disimpan di tempat sampah di area pemakaman.
"Kan kalau itu kan kita mabuk nggaknya nggak tahu, kalau perasaan (dugaan) kita sih kalau nggak mabuk, nggak enak juga. Biasanya kalau dangdut gitu kan (mabuk). Kalau nggak mabuk, nggak mungkin," ucapnya.