Pasien demam berdarah dengue (DBD) yang dirawat di Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati Cirebon pada awal tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.
Menurut Kepala Bidang Pelayanan Medis RSD Gunung Jati Cirebon Zulfikar, pada Januari lalu sebanyak 26 pasien DBD yang ditangani RSD Gunung Jati. Jumlahnya meningkat dibandingkan Januari 2019 silam, yakni hanya 6 pasien yang dirawat.
"Bulan Februari sedang kita olah datanya. Kalau dilihat, empat bulan terkahir itu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya dengan waktu yang sama," kata Zulfikar kepada awak media di RSD Gunung Jati Cirebon, Kota Cirebon, Jabar, Kamis (12/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Zulfikar menjelaskan sejak Oktober 2019 hingga Januari lalu totalnya ada 55 pasien DBD yang dirawat. Sedangkan, pada Oktober 2018 hingga Januari 2019 lalu totalnya hanya 18 pasien DBD yang dirawat.
"Alhamdulillah semua pasien yang dirujuk ini tidak ada kasus kematian. Beberapa pasien masih dirawat," kata Zulfikar.
Zulfikar menambahkan rata-rata pasien terjangkit DBD yang dirawat di RSD Gunung Jati berusia 15 hingga 24. Artinya, mayoritas pasien berstatus usia produktif.
"Balita juga ada. Ya kita imbau agar masyarakat berprilaku hidup sehat. Lakukan tiga M, yaitu mengubur, menutup dan menguras. Utamanya barang-barang yang bisa membuat genangan," ucapnya.
Menurut Zulfikar, nyamuk DBD hidup di genangan atau penampungan air. "Jadi bukan di selokan ya, di air-air bersih. Bak mandi harus sering dikuras," katanya.
Sementara itu, Eep (36) warga Desa Greged, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon terpaksa menginap di RSD Gunung Jati, sebab anaknya yakni Ahmad Megantara yang berusia sembilan bulan terjangkit DBD. "Sejak Sabtu kemarin. Demam tinggi sama batuk-batuk, terus ada bintik-bintik. Alhamdulillah sudah membaik," kata Eep.
Eep mengaku kasus DBD di lingkungannya baru pertama kali terjadi. "Ya mungkin karena ada empang-empang di dekat rumah. Sempat demam dulu di rumah, tiga hari. Tapi masih demam akhirnya dirawat," kata Eep.
(mud/mud)