Pernyataan Lengkap Pemerintah Soal Kasus Pertama Pasien Corona Meninggal Dunia

Pernyataan Lengkap Pemerintah Soal Kasus Pertama Pasien Corona Meninggal Dunia

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 11 Mar 2020 15:56 WIB
Achmad Yurianto
Juru Bicara soal Corona, Achmad Yurianto (Kanavino Ahmad Rizqo/detikcom)
Jakarta -

Pemerintah RI baru saja mengumumkan kasus kematian pasien Corona pertama di Indonesia. Pasien merupakan seorang WNA dengan riwayat beberapa penyakit. Berikut ini pernyataan lengkap juru bicara pemerintah soal Corona, Achmad Yurianto.

Mulanya, seorang pasien WNA yang positif mengidap virus Corona (COVID-19) dikonfirmasi telah meninggal dunia. Pasien ini merupakan bagian dari 27 pasien yang sebelumnya dinyatakan positif Corona.

"Pasien ini adalah seorang perempuan usia 53 tahun dan dia adalah WNA," kata Achmad Yurianto sebagai juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (11/3/2020).

Yuri, sapaan akrabnya, menyebut pasien itu sudah masuk ke rumah sakit dengan penyakit bawaan. Pasien itu diketahui meninggal dunia pada pukul 02.00 WIB tadi.

Berikut ini isi pernyataan lengkap juru bicara pemerintah soal Corona, Achmad Yurianto, di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (11/3/2020):

"Yang pertama adalah bahwa pasien 06 dan pasien 14 ini sudah dua kali diperiksa negatif. Artinya kita sekarang sedang mengedukasi mereka untuk persiapan pulang dengan melaksanakan self isolated. Artinya dia harus melakukan isolasi diri di lingkungan keluarganya. Ini bukan sesuatu yang mudah karena kita harus menyampaikan betul. Meskipun sudah negatif masih kita harapkan mereka berhati-hati. Kondisinya baik, tidak ada keluhan apa pun.

Dan kita sebentar lagi akan mencoba mengkoordinasikan untuk bisa dikembalikan. Tentunya di dalam self isolated ini mereka tetap menggunakan masker, menghindari kontak dekat dengan keluarganya, tidak menggunakan alat makan dan minum bersama, kemudian mengurangi aktivitas di luar rumah terutama terkait aktivitas untuk bertemu dengan orang lain. Ini kita lakukan.

Kemudian berikutnya, tadi malam sekitar pukul 02.00 WIB lewat sedikit, pasien dengan identitas nomor 25 meninggal dunia. Pasien ini memang masuk di rumah sakit sudah dalam keadaan sakit berat. Karena memang ada faktor penyakit yang mendahuluinya. Di antaranya diabetes, hipertensi, kemudian hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.

Pasien ini adalah seorang perempuan, usianya 53 tahun dan dia adalah WNA. Kedutaan Besar dan sebagainya sudah tahu sejak awal dan sekarang sedang dalam proses untuk mengirimkan kembali jenazahnya ke negaranya. Dan selama perawatan didampingi oleh suaminya.

Sementara pasien lainnya kondisinya semakin membaik. Mudah-mudahan tidak berapa lama akan banyak lagi yang menuju ke arah negatif dan kita akan bisa pulangkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak Juga Video "RSPI: 2 dari 8 Pasien Positif Corona Sudah Dinyatakan Negatif"

ADVERTISEMENT

[Gambas:Video 20detik]


Kemudian tracing tetap kita jalankan. Dan kita menemukan beberapa PDP-PDP (Pasien Dalam Pengawasan) baru dari hasil tracing kita. Dan kita sudah kirimkan spesimennya ke laboratorium dan sudah dilakukan pemeriksaan. Kita berharap siang ini kami sudah mendapatkan hasilnya dari pemeriksaan laboratorium setidak-tidaknya pemeriksanya yang pertama.

Kemudian beberapa PDP yang sudah kita lakukan observasi dalam beberapa hari terakhir ternyata diyakini dari beberapa kali pemeriksaan hasilnya tetap negatif, keluhannya juga tidak ada maka banyak yang sudah kita pulang kan juga. Dan kita minta mereka untuk melaksanakan self isolated. Dan tetap di dalam pantauan dinas kesehatan setempat.

Beberapa kendala di dalam tracing adalah seringkali pasien yang sudah jelas-jelas positif tidak mampu mengingat dengan baik dalam 14 hari terakhir ketemu siapa, dimana. Ini yang menjadi tantangan kita. OKI kita akan tetap melakukan ini. Tetapi yg paling penting bagi kita adalah bagaimana memberdayakan masyarakat di sekitarnya dan memberikan edukasi yang semaksimal mungkin agar mereka merespon ini dengan sikap yang hati-hati tetapi tidak panik."

Halaman 2 dari 2
(rdp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads