.webp)
Pemerintah Korea Selatan (Korsel) akan memanggil Duta Besar (Dubes) Jepang untuk memprotes rencana Jepang menerapkan karantina coronavirus atas setiap kedatangan dari Korsel.
Seoul menuding Tokyo memiliki motif tersembunyi.
Sebelumnya pada Kamis (5/3) waktu setempat, Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe mengumumkan bahwa warga asing yang tiba dan baru-baru ini berada di China atau Korsel akan diwajibkan dikarantina selama 14 hari.
Keputusan Jepang itu menuai protes Korsel. Kementerian Luar Negeri Korsel mendesak Tokyo untuk mempertimbangkan ulang langkah yang "irasional dan sombong" tersebut dan menyatakan akan memanggil Dubes Jepang untuk menyampaikan protes.
"Kami tidak bisa tidak mempertanyakan apakah Jepang memiliki motif lain selain mengendalikan wabah itu," ujar Kementerian Luar Negeri Korsel dalam sebuah statemen seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (6/3/2020).
Disebutkan bahwa Seoul juga bisa mengambil langkah-langkah balasan, seraya menyatakan bahwa pihaknya tengah menjajaki "semua opsi yang memungkinkan" untuk memastikan keamanan Korea Selatan.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, KCDC, total kasus corona di Korsel telah naik menjadi 6.284 kasus pada Jumat ini. Ini merupakan angka terbesar di luar China, tempat virus corona pertama kali muncul pada Desember 2019 lalu.
KCDC juga mengumumkan 7 lagi kematian akibat corona, sehingga kini total kematian akibat corona di Korsel bertambah menjadi 42 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun Jepang telah melaporkan 360 kasus terkonfirmasi corona dan enam kematian akibat virus mematikan tersebut.
Sekitar 40 negara dan wilayah telah menerapkan larangan masuk bagi warga asing yang belum lama ini berada di Korsel, dengan lebih dari 20 negara mewajibkan karantina, seperti halnya beberapa bagian China.
