Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengamini ada pegawainya yang sempat dikira penculik anak di Jember, Jawa Timur. Ghufron menyebut hal itu hanya kesalahpahaman semata.
"Itu sudah kejadian lama, sudah sekitar dua pekan lalu. Jadi sesungguhnya biasa kesalahpahaman," kata Ghufron kepada wartawan di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Rabu (4/3/2020).
Ghufron mengatakan saat itu pegawainya tengah melakukan penyelidikan tertutup. Saat itu ada 3 pegawai KPK yang tengah menyelidiki suatu kasus untuk mengumpulkan bukti dan keterangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami pada saat melaksanakan penyelidikan kan ada dua model, model tertutup dan model yang terbuka. Pada saat itu memang ya namanya menggunakan sistem tertutup, petugas kami tidak menunjukkan identitas sebagai KPK karena memang silence. Namanya tertutup tidak pernah koordinasi dengan (aparat) setempat memang. Karena memang inginnya silent, tertutup," tutur Ghufron.
"Ya memang sempat dibawa ke mapolsek. Namun, tidak ada pengeroyokan, tidak ada apa-apa. Tim kami tidak ada yang mengalami apa-apa," imbuhnya.
Sebelumnya Kasat Reskrim Polres Jember AKP Yadwivana Jumbo Qantasson menyebut peristiwa itu terjadi di Desa Sukowono, Kecamatan Sukowono. Pegawai KPK itu disebut sempat diamankan warga karena dicurigai pelaku penculikan anak.
"Iya, dikira pelaku penculikan anak. Sempat diamankan warga," kata Jumbo.
Jumbo mengatakan peristiwa itu terjadi sekitar pertengahan bulan Februari 2020. Berawal dari laporan Kapolsek Sukowono yang menginformasikan bahwa ada tiga orang diamankan warga karena dicurigai pelaku penculikan anak.
"Kebetulan waktu itu memang lagi ramai isu penculikan anak," kata Jumbo.
Saat di Mapolres itulah diketahui bahwa tiga orang yang diamankan itu bukan orang yang hendak menculik anak. Mereka merupakan anggota KPK.
"Yang jelas memang anggota KPK. Tiga orang, dua perempuan satu laki-laki. Menangani kasus apa, saya tidak memiliki kapasitas untuk memberi keterangan," ujar Jumbo.
(dhn/dhn)