Cianjur -
D (50) warga Bekasi yang sempat dirawat dan meninggal di Rumah Sakit Dr Hafidz (RSDH) Cianjur, Jawa Barat, dipastikan negatif terjangkit Corona.
Sebelumnya pegawai BUMN ini diduga terpapar Corona lantaran menunjukkan sejumlah gejala penyakit yang mirip dengan virus tersebut. Terlebih, pasien yang tengah mengunjungi keluarganya di Ciranjang ini baru pulang dari Malaysia pertengahan Februari lalu.
Bagaimana kronologis dan fakta pasien itu sempat disebut suspect virus Corona? Simak penjelasan berikut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pulang dari Luar Negeri
D (50) pegawai BUMN sempat bepergian ke luar negeri tepatnya ke Malaysia untuk menjalankan tugas dari kantor pada 14-17 Februari 2020.
"Warga Bekasi itu pulang dalam keadaan sehat, tidak ada gejala apapun," ujar Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman saat ditemui di Rumah Sakit Dr Hafidz.
Namun beberapa hari setelah kepulangan, almarhum mengeluhkan batuk dan demam tinggi. "Tanggal 20 Februari, almarhum mengeluhkan sakit," kata dia.
Sempat Dirawat di Bekasi
Dua hari sejak mulai mengeluhkan sakit, D (50) sempat dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga di Bekasi untuk menjalani perawatan.
Pasien tersebut dirawat mulai 22 Februari hingga 26 Februari 2020.
Namun, belum sembuh total pasien itu pulang ke rumah dan berencana menjalani pengobatan secara alternatif di Cianjur.
"Selama di Bekasi belum sembuh total, tapi sudah pulang ke rumah. Pengobatan di Mitra Keluarga itu tanggal 22-26 Februari 2020," ujar Plt Bupati Cianjur Herman Suherman.
RSDH Cianjur Sebut D Suspect Corona
Pada 29 Februari, D (50) datang ke Cianjur untuk menjalani pengobatan alternatif di Kecamatan Ciranjang. Selama di Cianjur pegawai Telkom tersebut tinggal di rumah kerabatnya di Kecamatan Sukaluyu.
Tetapi kondisinya terus menurun hingga akhirnya pada Minggu, 1 Maret 2020 pasien dibawa ke RS Dr Hafidz untuk menjalani perawatan secara medis.
Dari pemeriksaan awal, warga Bekasi itu menunjukkan gejala yang serupa dengan pasien virus Corona. Sehingga dinyatakan jika pasien suspect Corona.
"Masih sebatas dugaan, belum positif. Pihak medis terus observasi dan mengambil sampel darah untuk dicek di labolatorium Kemenkes," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal.
Berstatus Karyawan Telkom
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) buka suara soal kabar karyawannya meninggal dunia diduga karena virus corona. Vice President Corporate Communication Telkom, Arif Prabowo mengungkapkan, pihaknya masih berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) apakah karyawannya itu betul meninggal dunia karena Corona.
"Adapun penyebab meninggalnya terkait dengan dugaan akibat infeksi virus Corona (Covid-19), saat ini kami sedang berkoordinasi intensif dengan Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium," kata Arif dilansir dari detikcom, Selasa (3/3).
Menurut Arif, karyawannya itu memiliki riwayat medis sering mengalami radang saluran nafas dan batuk pilek.
"Bahwa benar ada seorang karyawan kami yang meninggal pagi ini (3/3) di Rumah Sakit dr Hafiz (RSDH) Cianjur. Berdasarkan riwayat medis yang tercatat di perusahaan 10 tahun terakhir yakni sejak tahun 2010 yang bersangkutan memiliki keluhan dan sering mengalami radang saluran nafas dan batuk pilek," terang Arif.
Pasien Meninggal, Tapi Negatif Corona
Pasien Suspect Corona yang dirawat di RSDH Cianjur rencananya akan dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung, namun rencana itu ditunda lantaran kondisi pasien mengalami penurunan yang signifikan pada Senin (2/3/2020) malam.
Pasien D (50) pun dinyatakan meninggal pada Selasa (3/3/2020) pagi sekitar pukul 04.30 Wib, akibat kondisi kesehatan yang terus menurun.
"Setelah komunikasi dengan RSHS, disarankan agar ditangani dulu di Cianjur hingga kondisinya membaik. Namun tadi lagi pasien meninggal di RSDH Cianjur. Langsung dibawa ke rumah duka di Bekasi," kata Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman.
Herman juga menegaskan pasien meninggal di Rumah Sakit Dr Hafidz (RSDH) yang sebelumnya suspect Corona dipastikan negatif.
Menurutnya, kepastian pasien tersebut negatif setelah sampel darah yang dibawa dan diuji di labolatorium kesehatan Kementerian Kesehatan.
"Kemarin pun statusnya baru suspect atau diduga, tapi sudah ditegaskan oleh Kementerian Kesehatan jika pasien yang tadi pagi meninggal di Cianjur itu negatif dari virus Corona," ungkap Herman saat jumpa pers bersama unsur Forkopimda Cianjur, Selasa (3/3/2020).
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini