.webp)
Pemeriksaan pencegahan virus Corona di Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara, Kota Bandung dianggap begitu longgar. Para penumpang yang baru tiba di bandara tersebut merasa tidak ada pengecekan kesehatan secara khusus untuk mencegah penyebaran virus mematikan itu.
Hidayat (36), warga Kota Bandung baru saja tiba di Kota Bandung dari Singapura. Menurutnya, ketika turun dari pesawat, ia langsung melenggang ke arah pintu keluar atau pintu kedatangan internasional (International Arrivals).
"Enggak ada, tadi langsung keluar saja. Paling saat di dalam pesawat dikasih kertas berwarna kuning saja, satu bagian saya isi, satu lagi dirobek dan diambil petugas," kata Hidayat saat ditemui detikcom di Bandara Husein, Senin (2/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari secarik kertas yang diperlihatkan Hidayat, terlihat sebuah kertas dengan kop Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kartu itu diberi tajuk Kartu Kewaspadaan Kesehatan.
Di dalam kertas berwarna kuning itu ada kolom yang harus diverifikasi petugas, kemudian imbauan bila mengalami sakit untuk mendatangi fasilitas kesehatan terdekat sambil membawa kartu berukuran setengah A3 tersebut.
Saat hendak bertolak ke Singapura dari Bandara Husein pekan lalu Hidayat juga diberi kertas atau formulir tersebut. Calon penumpang pesawat tak diperiksa secara khusus terkait kondisi kesehatan di pintu keberangkatan.
"Kalau di Singapura, sebelum masuk itu ada alat pelacak panas (thermal scanner) dan ada hand sanitizer, kalau penumpang terindikasi pilek saja, enggak boleh masuk, kalau di Jakarta mungkin ada," katanya.
Simak Juga Video "Batuk dan Demam Sepulang dari Thailand, Mahasiswi Dirawat di RS Padang"
Penumpang lainnya, Flora (60), warga Kota Bandung juga mengalami hal yang serupa. Ia hanya diberi formulir kuning yang bisa diisi secara subjektif.
"Dikasih kertas apakah pernah ke Bali sebelumnya, saya tanya apakah ini wajib diisi, setelah diberi tahu, akhirnya saya isi saja, kalau di dalam enggak ada prosedur scanner sama sekali," ucap Flora.
Kendati begitu, Flora yang bertolak ke Singapura sebulan lalu tidak tahu apakah prosedur pemeriksaan kesehatan itu merupakan hal yang wajib dilakukan atau tidak. "Saya sebulan yang lalu tidak ada pemeriksaan saat mau ke Singapura, masuk-masuk aja," ucapnya.
Sementara itu, GM Bandara Husein Sastranegara Andika Nuryaman mengatakan pihak bandara sudah bekerjasama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandung dalam memeriksa penumpang, terutama yang berasal dari luar negeri. Dia memastikan alat pengukur suhu terpasang dan selalu memantau setiap penumpang yang datang dan berangkat.
"Kalau penumpang yang sudah sering ke Bandung pasti tahu, ada thermal scanner. Bila suhu tubuh di atas 38,5 derajat celcius akan ada pemberitahuan, untuk menghindari ada yang kena virus Corona," kata Andika.
"Bisa saja penumpang tidak tahu, kalau dia sebenarnya sedang dipindai oleh thermal scanner," ucapnya melanjutkan.
Andika mengatakan, bila ada anomali pada suhu tubuh penumpang tersebut, pihaknya akan memberikan pemberitahuan dan memasukkan penumpang tersebut ke dalam ruang isolasi khusus.
"Kita juga sudah siapkan ambulans yang dirancang khusus agar virus tidak menyebar, pasien akan dimasukkan ke dalam kapsul khusus dan keluar lewat pintu khusus air site ke RSHS untuk ditangani lebih lanjut," ujar Andika.
