Seorang perempuan warga negara (WN) Korea Selatan nekat bunuh diri karena merasa terpapar Virus Corona atau Covid-19. Polisi mengungkap korban bernisial JEH (57) meninggalkan catatan tentang keluhan kesehatannya.
"Iya (ada catatan yang ditinggalkan korban," ujar Kapolresta Surakarta, Kombes Andy Rifai kepada detikcom, Minggu (2/3/2020).
Dalam catatannya itu, JEH juga menceritakan riwayat sakit yang ia rasakan. Ia sempat merasakan iritasi pada tenggorokannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu ternyata dia mengira terkena virus Corona. Padahal setelah kami cek di RSUD dr Moewardi (RSDM), hasilnya negatif," ungkap Andy.
JEH bukan pertama kalinya datang ke Indonesia. Dia sudah bekerja di sebuah perusahaan di Klaten selama satu tahun.
Simak Juga Video "Virus Corona Mewabah, Ahli: Orang Sehat Tak Perlu Masker"
Mengenai riwayat perjalanannya, JEH sempat berkunjung ke China dan kembali ke Korsel pada 22 Januari 2020. Dia datang ke Yogyakarta pada 16 Februari 2020 dan menginap di Solo pada 22 Februari 2020.
"Tanggal 22 Februari, dia bersama temannya datang ke Solo, ke salah satu hotel, tapi penuh, lalu pindah ke hotel tempat dia ditemukan (bunuh diri) itu. Tujuan (ke Solo) hanya berkunjung," ujarnya.
Jenazah JEH sempat dibawa ke RS dr Moewardi (RSDM) Solo untuk diperiksa di ruang isolasi.
Dihubungi terpisah, Kasubbag Hukum dan Humas RSDM, Eko Haryati mengungkap hasil pemeriksaan jasad JEH. Tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan dan dipastikan JEH tewas karena bunuh diri.
Karena sempat diduga terjangkit Virus Corona, jenazah diperiksa di ruang isolasi. Apalagi dia memiliki riwayat bepergian dari China dan Korea Selatan.
"Jenazah sudah melalui pemeriksaan dan kita arahkan untuk dikremasi di rumah duka Thiong Ting. Jenazah lalu diserahkan kepada Kedutaan Besar Korsel untuk dipulangkan," tutup Eko.
Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.