Sebanyak 68 WNI anak buah kapal (ABK) Diamond Princess akan menjalani masa observasi selama 28 hari di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu. Masa observasi ini berbeda dengan dengan WNI dari Wuhan, yang menjalani obsevasi selama 14 hari di Natuna.
"Masa karantina akan berjalan dua kali lebih lama atau sekitar 28 hari. Ini dilakukan untuk memastikan mereka benar-benar sehat saat meninggalkan tempat karantina," kata Staf Khusus Presiden Jokowi Bidang Sosial, Angkie Yudistia, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (29/2/2020).
Angkie menjelaskan evakuasi WNI ABK Diamond Princess sesuai dengan protokol kesehatan pemerintah Jepang. Para WNI akan diangkut menggunakan pesawat ukuran besar menuju Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Proses evakuasi saudara-saudara kita di kapal Diamond Princess tentu juga mengikuti protokol kesehatan pihak Jepang. Rencananya akan diangkut dengan pesawat berbadan besar supaya tidak harus melakukan transit terlebih dahulu," ujar Angkie.
Para WNI ini akan bergabung dengan WNI dari kapal World Dream. Nantinya akan ada pemisahan antara WNI dari Diamond Princess dan World Dream.
"Sesampai di Indonesia, mereka akan menjalani karantina di Pulau Sebaru, sama dengan WNI yang dievakuasi dari kapal pesiar World Dream. Nanti ada pemisahan atau pembagian blok bagi warga yang berasal dari kapal pesiar World Dream dan Diamond Princess," ucap Angkie.
Angkie mengatakan pemerintah memastikan keselamatan dan kesehatan para WNI tersebut. Dia mengatakan hal itu bagian dari tanggung jawab negara.
"Pemerintah benar-benar memperhatikan keamanan, keselamatan, dan kesehatan para saudara kita, baik yang berasal dari Diamond Princess maupun World Dream. Lebih luas lagi, memastikan kesehatan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Ini tanggung jawab negara untuk melindungi warganya," imbuhnya.
Sebelumnya, tim evakuasi WNI ABK Diamond Princess sudah mendarat di Jepang. Mereka langsung menggelar rapat bersama KBRI Jepang untuk memulai proses evakuasi.
"Tim evakuasi WNI ABK Diamond Princess, yang terdiri atas unsur Kemenlu, Kemenkes, TNI, dan Garuda Indonesia, telah bergabung dengan KBRI Tokyo dan pada hari Sabtu ini telah memulai proses persiapan untuk evakuasi para WNI tersebut dengan mengadakan rapat," demikian keterangan tertulis KBRI Jepang yang disampaikan melalui akun Twitter @KBRITokyo, Sabtu (29/2).
(rfs/rfs)