Kemenkes: Pernyataan Ras Melayu Dianggap 'Kebal' Corona Belum Ilmiah

Kemenkes: Pernyataan Ras Melayu Dianggap 'Kebal' Corona Belum Ilmiah

Nur Azizah Rizki Astuti - detikNews
Sabtu, 29 Feb 2020 17:00 WIB
Petugas menyemprotkan cairan desinfektan kepada WNI kru kapal World Dream saat menaiki KRI dr Soeharso yang difasilitasi TNI AL, di Selat Durian Kepulauan Riau, Rabu (26/2/2020). Sebanyak 188 awak kapal World Dream dievakuasi menggunakan KRI dr Soeharso menuju tempat observasi COVID-19 di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu. ANTARA FOTO/Dispenal/wpa/ama.
Iustrasi (Foto: ANTARA FOTO/Dispenal)
Jakarta -

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia dan Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia Hermawan Saputra menyebut Indonesia dianggap aman dari infeksi virus Corona karena termasuk rumpun ras Melayu. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menilai pernyataan itu belum ilmiah.

"Saya juga nggak bisa kasih komentar karena belum ada pernyataan ilmiah tentang hal ini," kata Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI dr Achmad Yurianto saat dihubungi detikcom, Sabtu (29/2/2020).

dr Yuri menilai pernyataan Hermawan soal ras Melayu itu cenderung sebagai pernyataan pribadi. Yuri menegaskan penyebaran virus itu tidak mengenal ras dan negara dengan mencontohkan WNI kru kapal Diamond Princess ada yang positif Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Betul (penyebaran COVID-19 ini tidak mengenal ras dan negara). ABK MV Diamond Princess di Jepang positif (Corona)," ujar dia.

Sebelumnya, Indonesia dianggap aman dari infeksi virus Corona karena adanya perbedaan ras dengan negara-negara yang telah terinfeksi. Masyarakat Indonesia, yang termasuk dalam rumpun ras Melayu, dianggap punya reseptor berbeda dengan warga di negara-negara yang telah terpapar virus tersebut.

ADVERTISEMENT

Hal itu disampaikan Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia dan Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia Hermawan Saputra dalam diskusi bertajuk 'Mengukur Efek Corona: Siapkah Kita?' di Hotel Ibis Tamarin, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (29/2).

"Paling dahsyat, tak ada tanda-tanda mengkhawatirkan, tiba-tiba ini (Corona) terjadi di Italia dan Irak. Kalau Korea Selatan wajar karena berdekatan. Nah teori awalnya karena kita ini perbedaan ras, karena kita ini tergolong dalam rumpun ras Melayu, maka reseptornya dianggap berbeda," kata Hermawan.

Tonton juga Kemenkes: 7 WNI Masih di Wuhan, 3 Minta Dipulangkan :

[Gambas:Video 20detik]

(azr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads