Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan kebijakan menghentikan sementara kedatangan jemaah umroh terkait wabah virus Corona (COVID-19). Menko Polhukam Mahfud Md mengatakan juga menjadi bagian dari jemaah umroh yang batal berangkat.
"Saya juga sebenarnya pada tanggal 18 (Maret) saya akan berangkat ke sana. Tapi, dengan adanya pengumuman itu, saya hormati Arab Saudi, sehingga saya batalkan," kata Mahfud di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (28/2/2020).
Mahfud menuturkan kebijakan tersebut dikeluarkan bukan karena Wakil Presiden Iran terinfeksi virus Corona. Namun, menurutnya, penghentian sementara kedatangan jemaah umroh dilakukan untuk menjaga keselamatan semua orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau larangan umroh ini saya kira untuk keselamatan. Bukan hanya Iran ya, semua. Termasuk kita kan juga kena. Siapa pun tidak boleh umroh dan tak boleh ke sana. Ya sudah, itu kebijakan Arab Saudi untuk menghindari atau mengantisipasi atau memitigasi bencana yang mungkin saja terjadi karena virus Corona," tuturnya.
Mahfud belum mengetahui apakah ada jemaah yang sudah terinfeksi virus tersebut. Menurutnya, pemerintah Arab punya alasan tersendiri sehingga melakukan penghentian tersebut. Dia mengatakan menghormati kebijakan yang diberlakukan itu.
"Saya tidak tahu apakah jamaah umroh ada yang kena itu. Tapi Arab Saudi melakukan itu tentu punya alasan-alasan sendiri. Dan Arab Saudi itu adalah negara yang berdaulat sehingga harus kita hormati," ucapnya.
Mahfud menjelaskan pemerintah Indonesia sudah melakukan negosiasi yang dilakukan oleh Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi. Negosiasi tersebut berupa pemulangan jemaah. Untuk negosiasi lain, Mahfud tidak mengetahui lebih lanjut.
"Ya mungkin sampai sekarang itu Menteri Agama yang urus. Menag sudah menangani mungkin untuk dipulangkan. Itu kan boleh pulang atau tidak, itu masalahnya. Kemudian kebijakan yang lain saya belum tahu ya. Itu Menag-lah," jelas Mahfud.
Tonton juga Blak-blakan Direktur Bina Umroh: Umroh Tertunda Tanpa Biaya Tambahan :
(jbr/jbr)