Polresta Banda Aceh merilis kasus pencabulan terhadap anak di ibu kota Provinsi Aceh meningkat setiap tahun. Pemerintah Kota Banda Aceh bakal gencar melakukan sosialisasi, termasuk memantau keluarga rentan.
"Sebetulnya di kampung layak anak itu sudah kita bentuk forum anak, sudah kita bentuk juga satuan tugas perlindungan perempuan dan anak terpadu berbasis masyarakat. Sosialisasi ini terus kita dijalankan dengan melibatkan masyarakat," kata Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Pemerintah Kota Banda Aceh dr Media Yulizar kepada detikcom, Jumat (28/2/2020).
Menurutnya, upaya pencegahan terus dilakukan, termasuk memantau keluarga rentan terjadinya kekerasan terhadap anak. Keluarga rentan yang dimaksud Media ialah keluarga yang bermasalah dengan faktor ekonomi serta orang tua single.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Media menjelaskan, meski dilakukan pemantauan, belum tentu di keluarga rentan tersebut bakal terjadi kekerasan anak. "Cuma kan berpeluang untuk terjadi lebih besar," sebut Media.
"Sekarang dengan adanya desa yang sudah di-launching sebagai kampung menuju gampong layak anak menunjukkan sudah adanya komitmen dari aparatur desa. Tapi upaya pencegahan harus terus ditingkatkan," jelas Media.
Kapolresta Banda Aceh Kombes Trisno Riyanto mengatakan kasus pencabulan anak di bawah umur di Banda Aceh meningkat setiap tahun. Pada 2018, jumlah anak yang menjadi korban, yaitu 18 kasus dan 2019 sebanyak 20 kasus.
"Tahun 2020 sampai bulan ini ada 6 kasus. Ini perlu mendapat perhatian kita semuanya. Mayoritas pelaku itu mempunyai hubungan yang cukup dekat dengan korban. Ini perlu juga mendapat atensi dari keluarga," kata Trisno dalam konferensi pers, Kamis (27/2).
(agse/jbr)