Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) tak hadir di rapat penanganan banjir bersama Komisi V DPR RI. Ketidakhadiran kepala daerah ini membuat DPR geram. Ke mana Anies dan RK sebenarnya?
Menurut catatan detikcom, Gubernur Jabar Ridwan Kamil tengah berada di Australia. RK diketahui bertolak ke Australia sejak Jumat (21/2) pekan kemarin. Di sana, RK menghadiri sejumlah agenda kerja.
Salah satu agendanya adalah meresmikan Jabarano Cafe di Melbourne, Australia. Dia meresmikan kafe yang terletak di 555 Flinders Lane, Melbourne itu pada Senin (24/2) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada acara launching atau showcasing Jabarano Cafe ini, Emil ditemani Ketua Diaspora Indonesia Dino Patti Djalal, Dirut Bank BJB Yuddy Renaldi, serta duta antikekerasan terhadap wanita dan anak-anak, Cinta Laura.
Sementara Anies, menurut informasi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hari ini berkunjung ke titik-titik banjir Jakarta. Anies disebutkan tengah melakukan kunjungan ke Pulogadung, Jakarta Timur.
Hal itu juga terlihat dari postingan Instagram story yang diunggah Anies. Sekitar pukul 11.38 WIB Anies berada di Pulogadung. Dia membubuhi keterangan 'meninjau penuntasan penanganan banjir' dalam setiap unggahannya. Selain Pulogadung, Anies juga mengunjungi kawasan Rawa Indah di Jakarta Utara.
Simak Video "Utusan DKI Ungkap Alasan Anies Absen Rapat dengan Komisi V DPR"
Diberitakan sebelumnya, Anggota Komisi V dari Fraksi NasDem Roberth Rouw menyebut Anies, RK dan Wahidin sebagai kepala daerah yang tidak punya hati.
Kegeraman anggota Komisi V 'pecah' saat Asisten Pembangunan (Asbang) Sekda DKI, Yusmada Faizal hendak menyampaikan paparan soal penanganan banjir yang telah dilakukan. Namun, anggota Komisi V dari Fraksi PDIP Sadarestuwati menginterupsi.
"Pimpinan, sebenarnya yang kita undang ini gubernur dari masing-masing provinsi. Ini adalah rapat yang sangat penting," kata Restu dalam rapat.
Setelah Restu, Roberth melanjutkan interupsi. Dia menilai Anies tidak memberikan perhatian terhadap banjir yang sampai melanda Istana Negara, Jakarta.
"Sangat memalukan. Kita setiap tahun banjir. Banjir di depan mata kita sampai daerah-daerah elite masuk air, Istana Negara pun banjir. Tidak ada perhatian dari kepala daerah," sesal Roberth.
"Pimpinan daerah tidak punya hati untuk memberikan kenyamanan kepada rakyat. Untuk apa kami punya perhatian besar, (kepala) daerahnya tidak," imbuhnya.