Ketua Umum Partai Demokrat (PD), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melayat ke rumah duka pendiri PD yang wafat, Ventje Rumangkang. Saat melayat, SBY mengenang mendirikan PD bersama dengan Ventje Rumangkang.
"Saya harus menyampaikan kenangan saya yang indah bersama almarhum. Saya berkenalan pada beliau awal tahun 2001 waktu itu kalau masih ingat ada pemilihan wakil presiden, saya sebagai salah satu kandidat meskipun saya kalah, kekalahan itu saya terima sepenuh hati krn salah melakukan kalkulasi dan salah pemahaman politik," kata SBY, di Rumah Duka San Diego Suits, RS Siloam Semanggi, Jakarta, Selasa (25/2/2020).
SBY melayat bersama dengan jajaran petinggi PD, seperti Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan, Wakil Ketua Umum Nurhayati Ali Assegaf, dan politikus PD Andi Malaranggeng. SBY mengatakan pada saat dirinya diangkat menjadi Menko Polhukam oleh Presiden ke-7 Megawati Soekarnoputri, muncul ide mendirikan Demokrat bersama dengan Ventje.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Adalah almarhum Ventje Rumangkang mendatangi saya, dan kami berbincang-bincang di Cikeas. Di situ Pak Ventje mengatakan waktu itu saya tidak punya posisi apa-apa, saya sudah selesai dengan kabinet Presiden Gus Dur, saya belum diangkat kembali jadi Menko Polhukam waktu di era pemerintahan Bu Megawati. Di situ ada pikiran, Pak SBY kalau melihat suara rakyat kan surveynya paling tinggi, kemarin Pak SBY kalah karena tidak punya partai politik, kenapa tidak bikin saja partai politik sendiri. Di akhir pertemuan itu Pak Ventje bilang ini ide bagus jangan disampaikan ke semua dulu nanti kita bertemu lagi," kenang SBY.
Simak Video "Duka AHY-Ibas Atas Kepergian Pendiri PD Ventje Rumangkang"
Dari ide tersebut, SBY berdiskusi terlebih dahulu dengan almarhum istrinya, Ani Yudhoyono. SBY mengatakan kala itu bagaimana kalau mereka membuat partai walaupun kecil namun bisa dirawat dengan baik.
"Dari situ saya berbincang dengan alharhumah Bu Ani, menurut beliau pikiran itu adalah baik namun kita bicarakan persiapan kita agar kalau mendirikan partai tidak gagal dan masih punya masa depan yang baik. Singkat kata kami bertemu lagi dengan Pak Ventje, ingat saya 2001 awal Agustus pembicaraan makin matang, sebagian teman-teman satu dua yang mendengar tidak setuju, kan sudah banyak parpol kalau Pak SBY elektabilitasnya tinggi nanti ada yang ngusing. Di situ Pak Ventje dan saya tidak setuju, kalau film kendaraan orang lain yang punya kan orang lain, apakah bisa langsung diserahkan begitu saja? Kenapa nggak kita punya kendaraan kecil, kita rawat sampai nanti bagus," ujarnya.
"Di sini banyak senior juga, singkat kata ide itu disetujui namun tiba-tiba saya dipanggil lagi jadi kabinet, pimpinan Presiden Megawati. Pak Ventje kita kasih amanah untuk jalan, untuk berbicara kepada teman-teman di seluruh Indonesia. Muncul pejuang-pejuang awal menjalani partai baru. Itu harus saya sampaikan. Tanpa SBY dan Ventje Rumangkang Partai Demokrat tidak akan berdiri. Meskipun setelahnya banyak nama-nama besar. Suatu saat bertanya apakah Pak SBY ada di sana?" sambungnya.
Bagi SBY, Ventje sebagai sosok pejuang yang memiliki pemikiran ke depan. Meski Ventje telah wafat, namun sosoknya masih melekat dalam perjuangan politik Demokrat.
"Tapi ibu, para putra-putri almarhum beliau ini pejuang memiliki pemikiran yang jauh ke depan, bahkan fisik menurut bapak ibu masih melihat semangatnya. Tiga hari lalu ketika Vera menghadiri ground breaking Museum SBY-Ani, saya sampaikan Vera, sampaikan salam ke papa. Itulah Pak Ventje, memiliki jasa yang besar dalam membesarkan Partai Demokrat. Kami masih punya komitmen tinggi, bahkan dalam AD/ART partai mengatakan ada dua nama bahwa saudara SBY dan Ventje adalah anggota majelis tinggi permanen, meskipun Pak Ventje sudah tak ada tapi masih bersama kami dalam perjuangan politik kami. Itu yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan ini," imbuhnya.
Ventje diketahui meninggal dunia di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2020) pukul 05.00 WIB. Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP PD Ferdinand Hutahaean mengatakan Ventje meninggal dunia setelah dalam perawatan di rumah sakit.
Selain faktor usia, kata dia, kesehatan Ventje memang sudah lama tidak stabil. "Selain faktor usia yang sudah sepuh, kesehatan beliau memang sudah agak lama tidak stabil. Mohon doanya semua agar pak Ventje diberikan tempat yang terbaik di sisi Tuhan dan diampuni dosanya. Mohon dimaafkan segala salah dan khilaf beliau jika ada," tutur Ferdinand, kepada wartawan.