Polisi: Korban Bully di Jaksel Bukan Orang Berkebutuhan Khusus, Dia Sarjana

Polisi: Korban Bully di Jaksel Bukan Orang Berkebutuhan Khusus, Dia Sarjana

Muhammad Ilman Nafi'an - detikNews
Senin, 24 Feb 2020 19:51 WIB
Polisi rilis penangkapan pria pembully pria di Tanah Kusir, Jaksel
Polisi merilis penangkapan pria pembully pria di Tanah Kusir, Jaksel. (Ilman/detikcom)
Jakarta -

Polisi telah meminta keterangan dari korban bully secara rasis di Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Korban berinisial A (38) ternyata bukan orang berkebutuhan khusus, melainkan seorang sarjana ekonomi.

"Awalnya kami mendapat informasi bawa korban difabel dan ternyata korban bukan difabel. Korban sarjana ekonomi, mungkin karena kaget, jadi begitu perilakunya," kata Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budi Sartono kepada wartawan di Polres Jaksel, Jl Wijaya II, Kebayoran Baru, Jaksel, Senin (24/2/2020).

Bduri menambahkan pihaknya telah meminta keterangan dari korban A. Saat diambil keterangan, A memberikan keterangan secara normal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu saya minta keterangan normal saja, ternyata yang disangka difabel ternyata normal dan lulusan universitas beken di Jakarta," imbuh Budi.

Seperti diberitakan sebelumnya, peristiwa perundungan ini terjadi di depan sebuah tempat cuci steam di Tanah Kusir, Jakarta Selatan, pada Minggu (23/2) lalu. Pelaku bernama Rafli telah ditangkap polisi.

ADVERTISEMENT

Peristiwa ini menjadi viral di media sosial setelah seseorang merekamnya dengan kamera ponsel. Dalam narasinya, korban disebutkan seorang pria berkebutuhan khusus.

Dalam video yang beredar, pelaku membentak-bentak korban. Pelaku membawa sebuah batu di tangannya saat itu.

Tonton juga 'Tanya Jawab dengan Psikolog soal Tekanan Sosial dan Bunuh Diri':

[Gambas:Video 20detik]

"Lu berani lawan gue hah? Siapa yang nyuruh? Mau nguasain Natuna, jawab China hah? Ampe masuk TV," bentak pelaku kepada korban seperti dilihat detikcom dari tayangan video viral.

Sementara itu, korban berusaha menghindar. Dia tidak berkata apa-apa dan hanya menggerakkan tangan seolah-olah meminta pelaku berhenti.

Namun pelaku tak peduli dan terus mengintimidasi korban. Pelaku mencaci maki korban dengan kata-kata rasis, bahkan menghina Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

"Lu mau minta dimakan, hah? Indonesia harga mati, NKRI harga mati. Natuna ini Indonesia, denger lu China. Salami ama presiden lu, gua tahu bayaran presiden lu, presiden China a****g," bentak pelaku lagi.

Seorang warga bernama Adit mengaku mengenal pelaku. Warga, disebutnya, sering memanggil pelaku dengan sebutan 'Maling'.

Halaman 2 dari 2
(mea/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads