Komisi X DPR RI meminta sekolah-sekolah memperhatikan kondisi cuaca saat menggelar kegiatan di luar ruangan. Hal ini untuk mengantisipasi kejadian serupa seperti kegiatan susur sungai SMP Negeri 1 Turi Sleman yang menimbulkan korban jiwa.
"Berdasarkan prediksi BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) bulan-bulan ini ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang, longsor, banjir hingga angin kencang akan meningkat. Manajemen sekolah harusnya benar-benar mempertimbangkan segala risiko yang akan dihadapi sebelum memutuskan mengadakan kegiatan luar ruang," ujar Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Minggu (23/2/2020).
Huda menyatakan sekolah kerap kali mengabaikan hal-hal kecil seperti peringatan dari BMKG. Padahal, sambung dia, peringatan dini terkait cuaca bisa menjadi bahan untuk mengantisipasi potensi bahaya. Apalagi, sambung politikus PKB ini, BMKG Yogyakarta sudah mengeluarkan peringatan akan potensi bencana alam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita selama ini sering mengabaikan peringatan-peringatan dari BMKG tentang potensi bencana. Padahal itu bisa menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun kegiatan dan perjalanan," katanya.
Huda meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) aktif memberikan peringatan bagi sekolah yang menyelenggarakan kegiatan di luar ruangan di musim penghujan. Peringatan tersebut bisa menjadi patokan bagi sekolah jika tetap mengadakan kegiatan luar ruang.
"Kalau perlu Kemendikbud bisa memberikan alternatif kegiatan bagi sekolah sehingga tidak perlu mengadakan kegiatan luar ruang untuk sementara waktu hingga kondisi cuaca benar-benar stabil," ucap dia.
Seperti diketahui sejumlah pelajar di Turi, Sleman, DIY hanyut saat menggelar kegiatan susur sungai. Siswa yang hilang berjumlah 10 orang akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
(dir/mud)