Warga mengeluhkan kondisi underpass Kulur, di Temon, Kulon Progo. Setiap musim hujan underppas dipenuhi genangan air dan telah merenggut 3 nyawa warga setempat. Warga meminta Pemerintah segera mengambil langkah penyelesiaannya.
Setiap musim penghujan, kawasan tersebut selalu dipenuhi air hujan dan limpasan dari sekitarnya. Kedalaman air mencapai 3 meter. Kondisi ini sering dipakai warga untuk bermain air dan mandi.
"Kalau kemarau jalan ini kering dan bisa dilalui, tetapi begitu musim penghujan sepertti ini," jelas Ulu-ulu (Kasi Pemerintahan) Kalurahan Kulur, Sutardi kepada wartawan, Minggu (23/2/2020).
Diakuinya, di lokasi sebenarnya sudah ada mesin pompa untuk membuang air. Namun kapasitasnya kecil dan tidak mampu. Akibatnya ketika musim penghujan air akan mengggenang. Selain itu juga tidak ada saluran pembuangan air.
"Sudah dua tahun ini, setiap tahun ada korban (jiwa)," kata dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dijelaskannya, pada musim penghujan tahun 2019, seorang kakek warga setempat meninggal dunia mengambang di underpass tersebut. Tahun ini ada dua pelajar, Rian Haryanto dan Tegar Qurohman, juga tewas tenggelam di underpass, Sabtu (22/2) kemarin.
"Harapan kita ada pemeliharaan yang benar-benar secara teknis," lanjut Sutardi.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Kulon Progo Sutedjo mengatakan status jalan tersebut merupakan jalan Provinsi. Pasca kejadian nahas yang menewaskan dua pelajar kemarin, pihaknya juga langsung melaporkannya agar ada langkah jelas untuk menuntaskan.
"Kami harap nanti ada solusi untuk menuntaskan genangan air agar tidak membahaykan," jelasnya.
Dia berharap ada solusi teknis agar jalur lancar dan underpass bisa berfungsi. Apalagi ke depan akan ada rel ganda, perlintasan disisi timur pasti akan semakin ramai. "Harapan kita jalur kembali lancar, apa lagi besok ada kereta ke bandara semakin ramai. Semoga underpass ini bisa berfungsi," jelasnya.