Posting-an Kaesang Pangarep yang mengkritik tata cara pengiriman lamaran pekerjaan lewat e-mail viral di media sosial. Pada tweet tersebut, Kaesang menyebutkan pelamar adalah lulusan S1.
Anak bungsu Presiden Jokowi itu menulis di akun Twitter-nya @kaesangp sebagai berikut:
"Wkwkwkwkwk masa S1 cara melamar pekerjaan begini," tulis Kaesang sambil menyertakan sebuah foto tangkapan layar e-mail.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari tangkapan layar tersebut terlihat pengirim memberi judul e-mail-nya 'lamaran', sedangkan di bagian subjek ditulis 'Accounting'.
Bicara soal etika melamar pekerjaan, perbincangan tentang curriculum vitae (CV) dan lulusan S1 juga menghangat di media sosial. Lalu CV seperti apa yang bakal dilirik perusahaan?
"Pengalaman magang yang diwajibkan kampus pun bisa diisi sebagai pengalaman pekerjaan," ujar Kepala Divisi Manajemen Bakat Upgrad.id, Ria Aprilia Ariestiani, saat ditemui detikcom di kantornya, Rabu (19/2/2020).
Sebagai informasi, Upgrad.id merupakan merek di bawah naungan PT ECC. Selain itu, Upgrad.id adalah hasil rebranding dari Engineering Career Center Universitas Gadjah Mada (ECC UGM) sejak Agustus 2019.
Ria tidak menampik, tidak semua kampus mewajibkan magang. Nah pengalaman organisasi ternyata bisa dicantumkan ke CV.
"Tidak semua kampus punya magang, kita bisa pakai pengalaman organisasi," lanjutnya.
Ria mengamati terkadang tak semua orang tertarik berorganisasi, namun mereka menyukai belajar dan riset. Hal ini, kata Ria, boleh saja dicantumkan di CV.
"Kadang-kadang memang ada orang yang tidak minat berorganisasi, tapi dia suka riset, bahkan dia jadi asisten dosen. Pengalamannya menjadi asisten pun bisa ditulis ke dalam CV," tambah Ria.
Sebenarnya ada empat informasi dasar dan penting yang harus ada di CV. Supaya memudahkan tim penyeleksi, CV memang harus dibuat terstruktur.
"Sebetulnya, informasi dasar penting yang ada pada CV ada empat, yaitu data diri, latar belakang pendidikan, skill yang relevan dengan pekerjaan yang dilamar, dan pengalaman," terangnya.
Ria pun mengungkap sejumlah kesalahan yang biasa dia temukan saat membaca CV. Salah satunya informasi yang diletakkan tidak pada tempatnya. Ternyata ini juga bikin penyeleksi bingung.
"Saya pernah menemukan, orang menulis indeks prestasi kumulatif (IPK) di dalam data diri. Padahal seharusnya ditaruh di latar belakang pendidikan. Ini membuat CV jadi susah dibaca," ujar Ria.
Ria menekankan CV memang bertujuan membangun citra diri orang. Salah satu trik supaya CV dilirik adalah selalu mencantumkan hal-hal yang ingin orang kenal dari diri pelamar.
"CV memang branding yang dibangun di diri kita. Ibaratnya, CV itu brosur diri. Jadi memang harus menarik dan terstruktur," tegas Ria.