Polemik revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, masih berlanjut. DPRD DKI Jakarta mengingatkan soal kesepakatan untuk tidak membangun hotel di area TIM.
"Kan anggaran dipotong. Nggak boleh (bangun hotel)," ucap Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik saat dihubungi, Kamis (20/2/2020).
Diketahui, saat pembahasan APBD 2020 PT Jakarta Propertindo (JakPro) mengajukan keseluruhan total penyertaan modal daerah (PMD) senilai Rp 3,1 triliun untuk seluruh proyek yang dikerjakannya. Namun dipotong Rp 400 miliar menjadi Rp 2,7 triliun agar tidak ada pembangunan hotel di TIM.
Menurut Taufik, aneh jika akhirnya JakPro tetap membangun hotel di TIM. Sebab, penganggarannya harus dipertanyakan.
"Itu duitnya dari mana? Kan nggak dikasih duit untuk bangun hotel," ucap Taufik.
Meski demikian, Ketua DPD Gerinda DKI Jakarta itu setuju dengan revitalisasi TIM. Menurutnya, bangunan di area TIM haruslah diperbarui.
"Perlu (revitalisasi) karena itu kan bangunan sudah lama TIM itu. (Revitalisasi) nggak ubah fungsi. Perbaiki dong. Keadaannya jadi lebih bagus," kata Taufik.
Diketahui, beberapa seniman menolak revitalisasi TIM. Salah satu seniman, Budi, mengatakan pihak seniman masih menolak adanya hotel bintang dan komersialisasi Taman Ismail Marzuki. Selain itu, menurutnya, bangunan yang ada di TIM juga merupakan situs budaya.
"Intinya kami menolak, dengan alasan itu kan situs budaya. (Menolak) hotel bintang salah satunya, dijadikan komersial, pengelolaan, yang berangkat semua dari pergub," ujar Budi saat ditemui di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (6/2).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tonton juga video Ditutup karena Isu Narkoba, Pihak Black Owl Yakin Anies Objektif:
(aik/idn)