Para penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Jepang terkait virus corona, mulai diperbolehkan turun setelah berakhirnya masa karantina hari Rabu (19/2) ini. Sejauh ini terkonfirmasi ada 542 kasus virus corona dari kapal pesiar itu, dengan 88 kasus baru diumumkan pada Selasa (18/2) kemarin.
Seperti dilansir AFP dan Associated Press, Rabu (19/2/2020), Kementerian Kesehatan Jepang menyatakan orang-orang yang positif virus corona atau Covid-19 akan dipindahkan ke rumah-rumah sakit khusus. Dari 88 kasus baru, sekitar 65 orang di antaranya tidak menunjukkan gejala-gejala virus corona.
Pada Selasa (18/2) waktu setempat, otoritas Jepang mengumumkan bahwa semua penumpang dan awak kapal pesiar Diamond Princess telah diperiksa atas virus corona. Diketahui bahwa kapal pesiar itu membawa 3.711 orang dari berbagai negara, yang terdiri atas 2.666 penumpang dan 1.045 awak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Kesehatan Jepang, Katsunobu Kato, sebelumnya menyatakan para penumpang yang dinyatakan negatif virus corona akan diizinkan turun kapal mulai Rabu (19/2) waktu setempat. Kato menyebut proses penurunan orang-orang dari kapal pesiar itu bisa memakan waktu 2-3 hari.
Namun bagi orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan mereka yang telah dinyatakan positif virus corona, akan direset masa karantinanya dan dihitung sejak tanggal mereka melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi itu.
Sekitar 2.500 orang dilaporkan masih terjebak di dalam kapal pesiar yang dikarantina sejak awal Februari lalu. Menurut Associated Press, diperkirakan ada sekitar 500 orang yang akan diturunkan dari kapal pesiar itu sepanjang Rabu (19/2) waktu setempat.
Beberapa penumpang menuturkan via Twitter bahwa mereka menerima formulir pemeriksaan kesehatan yang menanyakan apakah mereka mengalami gejala-gejala seperti sakit kepala, demam atau batuk. Para penumpang yang dinyatakan negatif virus corona dan tidak mengalami gejala, masih harus diperiksa suhu tubuhnya sebelum turun dari kapal. Salah satu penumpang asal Jepang menuturkan dirinya masih harus menunggu hasil pemeriksaannya dan merasa khawatir.
Operator kapal pesiar itu, Princess Cruises, dalam pernyataan pada Selasa (18/2) waktu setempat menyebut sedikitnya 169 orang yang telah dinyatakan positif virus corona masih ada di dalam kapal pesiar, karena menunggu transportasi menuju rumah-rumah sakit setempat.
Para awak kapal pesiar yang tidak bisa dikarantina di kamar mereka selama dua pekan terakhir karena masih bekerja, juga diperkirakan masih akan tinggal di dalam kapal. Para awak akan dipantau untuk karantina tambahan, yang dimulai setelah penumpang terakhir turun dari kapal.
Laporan terbaru dari tim CNN di Yokohama menyebut para penumpang yang negatif virus corona mulai turun dari kapal pesiar Diamond Princess pada Rabu (19/2) pagi waktu setempat. CNN menyebut lima pasangan lanjut usia (lansia) meninggalkan terminal penumpang kemudian masuk ke dalam taksi dan pergi dari pelabuhan itu.
Menurut kapten kapal pesiar itu, proses penurunan penumpang dimulai pukul 10.30 waktu Jepang. Kapten kapal juga menyebut dibutuhkan beberapa hari hingga seluruh penumpang yang masih ada di dalam kapal untuk turun.
"Kami sedang dalam proses pengantaran surat ke kabin-kabin Anda, yang menjelaskan proses penurunan termasuk kemungkinan adanya pesawat carter tambahan dari berbagai negara yang mungkin berhak Anda tumpangi," ucap kapten kapal via pengumumannya pada Selasa (18/2) waktu setempat.
Diketahui bahwa beberapa negara telah menyatakan niat untuk mengevakuasi warganya telah selesai dikarantina di kapal pesiar itu. Otoritas Amerika Serikat (AS) menjadi negara pertama yang mengevakuasi lebih dari 300 warganya dari kapal pesiar tersebut. Beberapa negara lainnya seperti Kanada, Australia, Hong Kong, Korea Selatan (Korsel) dan Inggris juga menyatakan akan mengevakuasi warga mereka.
Sebelumnya, Menlu Indonesia, Retno Marsudi, mengumumkan bahwa tiga dari 78 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi awak kapal pesiar itu, positif virus corona. Kasus virus corona di kapal pesiar Diamond Princess menjadi kasus cluster virus corona terbesar kedua di luar China daratan yang menjadi pusat wabah ini.