Warga yang memiliki resiko tinggi tertular virus corona telah dinyatakan "negatif" dari virus mematikan tersebut oleh Kementerian Kesehatan RI. Padahal banyak di antara mereka yang mengaku belum pernah dites.
Direktur Pemantauan dan Karantina Kesehatan Kemenkes RI Vensya Sitohang mengaku 78 warga Indonesia yang bekerja di kapal pesiar Diamond Princess dinyatakan sehat.
"Untuk WNI 78 di Diamond sudah dinyatakan sehat dan hasilnya negatif. Tentunya mereka sudah selesai masa observasi, sehingga harusnya tak ada lagi perlakuan khusus buat merekanya," kata Vensya di Kantor Staf Presiden, Rabu (12/02).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal sampai pekan kedua bersandar di Yokohama, Jepang, kru kapal mengaku belum pernah diperiksa.
Hingga hari Senin (17/02), Sasa, salah satu dari pekerja di kapal pesiar Diamond Princess asal Indonesia mengaku belum pernah diperiksa.
"Semuanya [dalam keadaan] baik di sini, masih sama, belum dicek," kata Sasa kepada Hellena Souisa dari ABC News.
Sebuah makalah yang dimuat di The New England Journal of Medicine (NEJM) menyebutkan empat orang di Jerman yang terpapar virus corona tidak menunjukkan gejala seperti demam, batuk atau pilek, diikuti sesak nafas.
Sejumlah pakar kesehatan dunia sempat khawatir jika penyakit akibat virus corona yang diberi nama COVID-19 berpotensi ditularkan oleh orang yang tidak memiliki gejala.
Sebelumnya, peneliti dari China pernah juga menyatakan kemungkinan penularan virus dari orang-orang yang terpapar tanpa gejala, meski tidak ada bukti yang kuat.
"Tidak ada keraguan setelah membaca makalah [NEJM] bahwa penularan asimptomatik [tanpa gejala] terjadi," ujar Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular di Amerika Serikat.
Namun, seperti yang dikutip dari jurnal Science online, meski diketahui informasi tersebut salah, masih banyak kalangan yang merasa yakin penularan oleh orang tanpa gejala bisa tetap terjadi.
Dr Fathiyah juga mengakui ada beberapa kemungkinan kasus asimptomatik atau tanpa gejala di luar negeri, tetapi bukan di Indonesia.
"Tapi kalau di Indonesia protapnya tetap sama. Jika tidak menunjukkan gejala, maka tidak dites."
Saat ABC News menanyakan kepada dr Fathiyah sevalid apa klaim 'negatif corona' yang tanpa didahului oleh tes laboratorium, ia membenarkan bahwa kepastian tersebut memang harus berdasarkan uji laboratorium.
"Mungkin bilangnya bukan 'negatif' ya, tapi belum menunjukkan gejala saja," kata dr Fathiyah.
Tetap waspada virus corona
Tim dari T.H. Chan School of Public Health di Harvard University, Amerika Serikat sebelumnya mengingatkan bahwa tidak adanya virus corona yang dilaporkan di Indonesia "menunjukkan kemungkinan adanya kasus yang tidak terdeteksi".
Pernyataan ini didasari oleh adanya penerbangan langsung dari Indonesia ke kota Wuhan, tempat virus corona berasal, termasuk dari Bali.
Akhir pekan kemarin (15/02), Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto telah mengkonfirmasi turis asal China yang pernah berlibur ke Bali terjangkit virus mematikan tersebut.
"Itu positifnya kena di sana (China)," kata Terawan di Bandara Halim Perdanakusumah Jakarta, membantah tuduhan jika turis tersebut tertular di Bali.
Meski demikian, Pemerintah Indonesia mengatakan akan tetap waspada dengan virus corona, walau belum ada yang dilaporkan terinfeksi.
Hari ini (18/02), tepat dua pekan setelah kapal Diamond Princess bersandar, nasib Sasa belum jelas.
"Kita ada kemungkinan extend dua minggu lagi, karena setelah tanggal 19 [Februari] semua penumpang akan dipulangkan dan gantian kru yang dikarantina," kata Sasa.
"[Saya] nggak tahu bagaimana prosesnya, apakah kita tetap kerja atau kita benar-benar nggak boleh keluar kamar. Jadi keputusannya mungkin besok [hari ini, 18/02]," tambahnya.
(ita/ita)