Pemkot Bandung memberi vitamin A kepada balita dan anak sebagai upaya menekan angka staunting. Pemberian ini dilakukan langsung Wali Kota Bandung Oded M Danial dan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bandung Siti Muntamah.
Pantauan detikcom, Selasa (18/2/2020) secera simbolis Oded dan Siti langsung memberikan vitamin A kepada seorang balita dan seorang anak di Posyandu Sejahtera yang berada di Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.
"Sekarang sedang giat Bulan Vitamin A untuk balita dan anak. Kegiatan ini diselenggarakan setiap Bulan Febuari dan Agustus," kata Oded.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengungkapkan, dengan upaya memberikan vitamin A kepada balita dan anak, juga memberikan asupan gizi yang teratur, untuk mengurangi angka stunting. Menurutnya, pada Tahun 2045 nanti balita dan anak-anak yang sekarang diberi vitamin A akan menjadi pengganti generasi saat ini.
"Saya berharap kalau anak-anak ini dipersiapkan sejak sekarang akan menjadi generasi yang sehat. Kita perkecil stunting dan anak-anak ini siap menggantikan kepemimpinan kita saat ini," ungkapnya.
Oded menjelaskan, urusan balita dan anak, merupakan hal penting, khususnya di Kota Bandung.
"Apa alasannya? Kita sering dengar di media bahwa Indonesia di Tahun 2045, kita akan mendapatkan bonus demografi, artinya Indonesia akan memiliki generasi muda yang sangat luar biasa," jelasnya.
Ia ingin, seluruh elemen masyarakat aktif untuk mengurangi angka stunting, sehingga generasi penerus nanti akan menjadi generasi yang unggul.
"Kami mengajak kepada semua, bahwa di dalam menghadirkan generasi ke depan yang harus kita lakukan mencipta generasi yang sehat jasmani dan rohaninya. Hari ini kami sudah sampaikan, teknis dan rahasianya kita berikan makanan yang bergizi baik," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bandung Siti Muntamah mengatakan, angka stunting di Kota Bandung mencapai 6,9 persen.
"Pas PBPB menemukan angka stunting kita hanya 6,9 persen, tapi kita punya angka rawan stunting yang terus kita intervensi sedemikian rupa," katanya.
Untuk mengurangi angka stunting, Siti menyebut, selain memberikan pemahaman, dalam hal ini negara hadir. Posyandu memantau kewilayahan seperti PKK Kecamatan dan bekerjasama dengan pihak-pihak yang peduli mengurangi kejadian gizi buruk.
"Anak-anak yang rawan stunting, kita pantau terus angka 6,9 persen itu tidak seperti di daerah lain, di daerah lain bisa mencapai 11 persen. Malah di bawah 29 persen berarti di bawah nasional, sedangkan di Jawa Barat mencapai 25. Tapi Pak Wali Kota ingin mewujudkan masyarakat Kota Bandung yang sehat tanpa stunting, kita harapkan 0, 0 stunting dan 0 yang rawan gizi buruk," pungkasnya.
(mud/mud)