Seniman Kritik Anies soal Revitalisasi TIM: Tak Kompromi, Bak Ketetapan Tuhan

Seniman Kritik Anies soal Revitalisasi TIM: Tak Kompromi, Bak Ketetapan Tuhan

Nur Azizah Rizki Astuti - detikNews
Senin, 17 Feb 2020 12:57 WIB
Forum Seniman Peduli Taman Ismail Marzuki (TIM) audiensi di DPR (Nur Azizah Rizki Astuti/detikcom)
Forum Seniman Peduli Taman Ismail Marzuki (TIM) beraudiensi di DPR. (Nur Azizah Rizki Astuti/detikcom)
Jakarta -

Forum Seniman Peduli Taman Ismail Marzuki (TIM) kecewa lantaran mengaku tidak pernah diajak bicara soal revitalisasi TIM. Revitalisasi itu dinilai dilakukan tanpa kompromi.

"Berangkat dari satu kebijakan itu seperti komet yang menghantam bumi. Mendadak kita hancur berantakan, kira-kira gitu. Tanpa ada kompromi, kayak ketetapan Tuhan aja. Nggak ada bicara sama sekali dengan kami, kebijakan itu, tahu-tahu sudah diberlakukan," kata pimpinan Forum Seniman Peduli TIM Radhar Panca Dahana dalam RDPU dengan Komisi X di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (17/2/2020).

Radhar mengaku pihaknya setuju revitalisasi agar TIM menjadi lebih baik. Namun, ia meminta para seniman dilibatkan dan diajak bicara soal rencana tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami protes, karena cuma satu masalahnya. Revitalisasi atau revitalisasi atau rehabilitasi TIM, kita nggak peduli namanya, kita setuju TIM menjadi lebih baik, lebih baru, setuju, tapi mbok ya ngomong," sebut Radhar.

"Karena di dalam TIM itu ada orang yang sudah bekerja 30, 40, 50 tahun di dalamnya, dan itu harus diakui, hidup di situ, berproses di situ, termasuk membesarkan TIM, menciptakan roh TIM sebagai bukan saja pusat kesenian Jakarta, tapi Indonesia, jadi acuan," ungkap Radhar.

ADVERTISEMENT

Radhar mengatakan pihaknya sudah memprotes dan meminta moratorium revitalisasi tersebut. Ia pun menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah melanggar banyak aturan terkait revitalisasi TIM.

Terkait revitalisasi TIM, Anies Baswedan mengatakan tujuannya adalah membuat tempat kebudayaan dan kesenian kelas dunia. Hanya, Anies menilai ada orang yang mengkritik tanpa paham kondisi sebenarnya.

"Kita mau menempatkan Taman Ismail Marzuki sebagai pusat kegiatan budaya dunia. Artinya apa? Yang nanti hadir di TIM itu adalah pelaku-pelaku kebudayaan dari seluruh dunia, mereka datang ke sini, sehingga pelaku-pelaku kita itu ketemu dengan counterpart yang karyanya kelas dunia," ucap Anies.

Anies menilai ada kecenderungan budayawan Indonesia percaya diri jika bertemu dengan sesama budayawan lokal atau nasional, tapi berubah ketika berhadapan dengan budayawan luar negeri.

(azr/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads