Limbah radioaktif bikin geger warga di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel). Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menyelidiki sumber radioaktif itu. Intip 10 temuannya:
Penemuan ini bermula ketika Bapeten melakukan pengujian rutin fungsi alat pemantau radioaktivitas lingkungan bergerak (mobile RDMS-MONA). Bapeten sudah memiliki alat ini sejak 2013 dan selalu dilakukan uji fungsi alat.
Pada tanggal 30-31 Januari 2020, Bapeten melakukan uji fungsi dengan meliputi target area Pamulang, Perumahan Dinas Puspiptek, Daerah Muncul dan Kampus ITI, Perumahan Batan Indah dan Stasiun KA Serpong.
Secara umum, nilai paparan radiasi lingkungan di daerah tersebut normal, namun terjadi peningkatan atau kenaikan nilai paparan radiasi di tanah kosong, dekat lapangan voli Blok J, lingkungan perumahan Batan Indah.
Perumahan ini diketahui mengandung radiasi melebihi ambang batas normal berkat pemantauan pada 30-31 Januari 2020. Bapeten menemukan serpihan sumber radiasi itu pada 7 dan 8 Februari kemarin. Bapeten langsung memasang garis pembatas (safety perimeter) agar warga tidak mendekat ke lokasi.
Tim kemudian melakukan pengecekan ulang dan penyisiran di sekitar daerah tersebut dan ditemukan nilai paparan radiasi lingkungan dengan laju paparan terukur signifikan di atas nilai normal.
Berikut temuan dari Bapeten dan Batan soal limbah radioaktif:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video Batan Sudah Angkut 87 Drum Paparan Limbah Radioaktif :
Sumber Limbah Diketahui
Batan udah mengetahui sumber limbah radioaktif di perumahan Batan Indah, Serpong, Tangsel. Namun, Batan enggan menjelaskan lebih jauh.
"Penelitian untuk identifikasi, sebenarnya sudah ketahuan. Kita sudah ada, kita sudah tahu sumbernya. Saat ini masih ada yang tertinggal di sini, itu saja," kata Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Batan, Heru Umbara, di perumahan Batan Indah, Serpong, Tangsel, Senin (17/2/2020).
Heru menolak menjelaskan lebih rinci sumber limbah radioaktif itu berasal dari mana. Ketika ditanya apakah karena ada unsur kecerobohan, Heru mengaku masih dalam penyelidikan.
87 Drum Tanah Limbah Radioaktif
Batan menyebut puluhan drum berisi tanah yang terpapar radioaktif sudah diangkut.
"Total tanah yang sudah dibawa ke Batan itu ada 87 drum," kata Kepala Biro Humas dan Kerjasama Batan, Heru Umbara, di perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, Senin (17/2/2020).
Proses pembersihan itu disebutnya sudah dilakukan sejak Selasa (11/2).
Deteksi dengan Sensor
Petugas Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) menggunakan sensor untuk mendeteksi sisa zat radioaktif di perumahan Batan Indah, Serpong, Tangsel.
Kepala Biro Hukum Kerja Sama dan Komunikasi Publik Bapeten, Indra Gunawan mengatakan, sensor muncul dari alat bernama RDMS-MONA. Dia menjelaskan, RDMS-MONA mengeluarkan sinyal bila di suatu lokasi terlihat ada kenaikan radiasi.
"Alatnya itu kan bentuknya kotak nanti memancarkan sinyal. Sinyal itu ditangkap dimonitor. Nanti dari monitor kelihatan per wilayah, misalnya GPS. Itu nanti kelihatan gradiasi warna, sesuai dengan tingkat radiotikvitasnya. Kalau tinggi berarti warnanya merah," kata Indra, di perumahan Batan Indah, Serpong, Tangsel, Minggu (16/2/2020).
Dia menjelaskan, RDMS-MONA sudah dimiliki sejak 2013 lalu. Alat ini, lanjutnya, seperti sebuah radar. Indra mengatakan penemuan limbah radioaktif ini tidak pernah terjadi sebelumnya sejak 2013 lalu. Dia belum dapat dipastikan sudah berapa lama zat radioaktif ini berada di perumahan Batan Indah.
Cek Sidik Jari
Kepala Bagian Komunikasi Publik dan Protokol Bapeten Abdul Qohhar mengatakan sebagian tanah yang terkontaminasi zat radioaktif telah diangkut. Dia menjelaskan Bapeten akan bekerja sama dengan Batan untuk melakukan proses identifikasi dari tanah yang sudah diambil itu.
"Jadi seperti kita, sidik jari. Itu zat radioaktif itu juga ada 'sidik jari'-nya masing-masing. Mudah-mudahan karena kan yang kemarin kami temukan serpihan-serpihan (dari tanah yang telah diangkut)," kata Abdul di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangsel, Minggu (16/2/2020).
Dia menjelaskan unsur radioaktif di Perumahan Batan Indah mengandung unsur Cs 137. Karena ada unsur ini, lanjutnya, Bapeten akan melakukan pengecekan dan pendataan ke seluruh pengolah yang memakai unsur Cs 137 di seluruh Indonesia.
Abdul menjelaskan pengecekan dilakukan untuk melihat bagaimana suatu industri memakai unsur Cs 137. Menurutnya, Cs 137 yang sudah tidak digunakan wajib dilimbahkan ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) Batan.
Selain itu, lanjutnya, Bapetan bekerja sama dengan polisi untuk melakukan identifikasi. Identifikasi dilakukan untuk mencari apakah ada unsur kesengajaan atau tidak.
Tidak Ada Kebocoran Nuklir
Limbah radioaktif muncul di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangsel. Zat radioaktif ini dipastikan bukan karena kebocoran fasilitas nuklir.
"Saya sampaikan, sampai hari ini status seluruh fasilitas kondisinya normal, tidak apa-apa," kata Kepala Bagian Komunikasi Publik dan Protokol Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Abdul Qohhar di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangsel, Minggu (16/2/2020).
Abdul menjelaskan banyak yang menghubungkan adanya kebocoran fasilitas nuklir di Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Serpong. Dia menjelaskan, bila terjadi kecelakaan atau kebocoran nuklir, akan memunculkan banyak jenis unsur. Sedangkan dalam kasus Perumahan Batam Indah, katanya, hanya ada satu jenis unsur, yakni Cs 137.
Sengaja Dibuang
Bapeten menduga ada pihak yang sengaja membuang limbah radioaktif di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangsel. Bapeten memastikan akan menginvestigasi dugaan tersebut.
"Jadi intinya begini, perlu ditegaskan bahwa ini bukan kebocoran atau kejatuhan atau fall out, gitu. Semata-mata mungkin ini memang ada yang meletakkan, menaruh, membuang, atau apa pun. Kita akan menginvestigasi lebih lanjut," kata Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Bapeten Indra Gunawan, Sabtu (15/2/2020).
Bila dugaan tersebut benar, Indra mengatakan perbuatan membuang limbah radioaktif dapat dipidana. Dia mengatakan Bapeten telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
Bukan Reaktor Nuklir
Batan memastikan radioaktif di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), bukan dari aktivitas reaktor nuklir. Bila ada kebocoran dari reaktor, tak mungkin radioaktif hanya berada di lokasi tersebut.
"Jadi kita bisa memastikan bahwa adanya peningkatan paparan di sini itu bukan dari atau mungkin sumbernya dari reaktor. Karena tidak mungkin ada bocoran atau gitu dari reaktor, yang (ada radioaktif) hanya daerahnya sini saja," kata Kabiro Hukum, Humas, dan Kerja Sama Batan Heru Umbara di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangsel, Sabtu (15/2/2020).
Heru mengatakan Batan memang memiliki cerobong reaktor nuklir. Namun, dari temuan di lapangan, radioaktif berada di bawa tanah dan tak mungkin dari reaktor nuklir. Oleh sebab itu, Heru mengatakan, bila terjadi kebocoran reaktor nuklir, daerah yang terkontaminasi adalah permukaan tanah. Dia menegaskan bahwa radioaktif bukan berasal dari reaktor nuklir.
Sumber Radioaktif Disimpan di Batan
Sumber radioaktif di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangsel, sudah diangkat. Bapeten mengungkapkan, sumber radioaktif itu kini disimpan di fasilitas limbah Batan.
"Alhamdullilah, kita menemukan sumbernya. Ada lima spot. Sudah kita temukan semua, kita angkat, kita simpan di fasilitas limbahnya milik Batan. Oleh karena itu, saat ini daerah ini sudah kosong, ini sudah tidak ada sumber kontaminannya," kata Sekertaris Utama (Sestama) Bapeten, Hendrianto Hadi Tjahyanto, di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangsel, Sabtu (15/2/2020).
Meskipun telah diangkat, Hadi mengungkapkan bahwa tanah di sekitar titik penemuan sumber radioaktifnya sudah tercemar. Karena itulah, pihak Bapeten mengeruk tanah-tanah di sekitar titik penemuan tersebut.
Sumber dari Sisa Limbah
Bapeten mengatakan sumber radioaktif tersebut adalah sisa limbah yang sedang didalami.
"Kalau seperti itu, susah dugaan seperti itu. Tapi, yang jelas, memang ini ada sumber sisa limbah atau sampah dari radioaktif. Jadi dalam tanah-tanah itu kita lihat ada beberapa kecil-kecil yang kita sebut debris. Itu adalah limbah atau sampah radioaktif entah dari mana. Itu yang kita cari," kata Sekretaris Utama (Sestama) Bapeten Hendrianto Hadi Tjahyanto di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangsel, Sabtu (15/2/2020).
Hadi mengatakan bentuk sisa limbah tersebut berbentuk bulir. Warnanya pun telah bercampur dengan tanah di lokasi.
Unsur sisa limbah ini adalah sesium, yang biasa digunakan di berbagai bidang. Hadi mengatakan, di Indonesia, sesium biasa digunakan dalam bidang industri hingga penelitian.
Cs 137
Dugaan sementara, paparan radioaktif itu berasal dari zat ini.
"Sementara informasi masih terbatas, tapi dugaannya adalah Cs 137," kata Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Bapeten, Indra Gunawan, kepada wartawan, Sabtu (15/2/2020).
Cs 137 adalah salah satu unsur radioaktif. Cs adalah lambang dari sesium, atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai cesium. Belum diketahui bagaimana Cs 137 bisa lepas ke kawasan permukiman penduduk itu.