Sucipto Ahli Bahasa-Eks Humas Unnes yang Diskors Gegara Unggahan FB

Sucipto Ahli Bahasa-Eks Humas Unnes yang Diskors Gegara Unggahan FB

tim detikcom - detikNews
Senin, 17 Feb 2020 13:52 WIB
Sucipto Hadi Purnomo, dosen Unnes yang diskor gegara bercanda di FB
Sucipto Hadi Purnomo (Foto: Dok. Pribadi)
Semarang -

Universitas Negeri Semarang (Unnes) membebastugaskan seorang dosennya, Sucipto Hadi Purnomo, karena dinilai menghina Presiden Jokowi dalam unggahan di Facebook. Pria bergelar doktor tersebut seorang ahli bahasa, eks wartawan dan eks humas di kampusnya.

Dikutip detikcom dari situs forlap.ristekdikti.go.id, Senin (17/2/2020), Sucipto adalah 'anak kandung' dari kampus Unnes sendiri. Lulus dari Program Studi Bahasa dan Sastra Jawa pada 1995, dia sempat menjalani profesi sebagai wartawan di surat kabar lokal di Semarang.

Namun tak lama kemudian, Sucipto memilih bergabung ke kampus untuk menjadi dosen di eks almamaternya itu. Dia mengajar di program studi yang dulu meluluskannya sebagai sarjana.


Sucipto cukup dikenal di dunia Sastra Jawa. Selain menjadi dosen program studi Bahasa dan Sastra Jawa di Unnes, Sucipto juga sering diundang untuk menjadi pembicara terkait sastra dan budaya Jawa di berbagai forum.

Dia juga produktif menulis. Karya-karyanya dalam bentuk fiksi sebagai pengarang sastra Jawa maupun dalam bentuk esai-esai kebudayaan yang telah diterbitkan dalam beberapa buku.

Sebagai dosen, Sucipto lalu berkesempatan meneruskan studi dan kini dia telah menyandang gelar doktor. Tak cuma itu, kemampuannya sebagai penulis dan berkomunikasi dengan baik juga mengantarkannya sempat menempati posisi sebagai Kepala Humas di Unnes Semarang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sucipto mengakui membuat unggahan yang dipersoalkan pimpinan kampusnya. Postingan itu hingga saat ini masih terlihat di akun Sucipto. Banyak yang memberikan komentar, bahkan ada beberapa yang membagikan.


Namun sebagai ahli bahasa, eks wartawan dan eks kepala humas, Sucipto mengaku paham betul mengenai arti kalimat tersebut. Dia menegaskan tidak ada unsur penghinaan kepada Jokowi dalam status Facebooknya tersebut.

Postingan yang dimaksud adalah unggahan status pada Senin (10/6/2019) di akun Facebook Sucipto Hadi Purnomo. Dalam postingan tersebut tertulis, 'Penghasilan anak-anak saya menurun drastis pada lebaran kali ini. Apakah efek Jokowi yang terlalu asyik dengan Jan Ethes?'.

"Iya benar yang itu, apakah menghina Jokowi? Itu satire," kata Sucipto saat dimintai konfirmasi detikcom.


Sucipto menyebut postingannya dia unggah sudah melewati masa Pilpres. Unggahan satire yang dia tulis itu juga untuk menyinggung orang-orang yang selalu menyalahkan Jokowi.

"Saat itu kan trending Jokowi yang jalan-jalan dengan Jan Ethes, beritanya gegap gempita. Itu kan menimbulkan rasa iri, kemudian orang-orang, jika ada yang tidak beres, kemudian menyalahkan Jokowi, dikit-dikit salah Jokowi. Apakah saya menyalahkan Jokowi? Asyik sama Jan Ethes apa salahnya, tanda tanya pula. Satirenya ke yang menyalahkan Jokowi," jelasnya.

Semenjak kasusnya mencuat, dukungan moral dari teman-temannya juga terlihat. Penyair Bonari Banonenar misalnya, beberapa kali membuat unggahan di Facebook berisi dukungan dan ungkapan-ungkapan penyemangat.


Salah satunya yang menarik adalah unggahan Bonari adalah mengunggah tangkapan layar postingan Sucipto yang sedang dipersoalkan lalu dibubuhi kalimat. "Piye le arep membangun generasi sing pecah nalare... Yen lagi ngene we wis dianggep prekara gedhe?" (Gimana cara mau membangun generasi yang mampu moncer pemikirannya... Kalau baru seperti ini saja sudah dianggap perkara besar?)

Dukungan-dukungan untuk Sucipto juga muncul di postingan status aktor teater asal Solo Gigok Anurogo, seniman Yogya Bondan Nusantara, dan sastrawan Dhanu Priyo Prabowo.

Halaman 2 dari 2
(mbr/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads