Serda Ikrar Setya Nainggolan menjadi salah satu korban jatuhnya helikopter MI-17 milik TNI-AD dalam penerbangan dari Oksibil ke Jayapura pada 28 Juni 2019 lalu. Keluarga mengaku ikhlas atas kejadian ini.
Sejak helikopter MI-17 hilang kontak, keluarga terus menanti dan berdoa. Rasiman Nainggolan, ayah dari Serda Ikrar Setya Nainggolan tak memiliki firasat apapun akan kepergian anak bungsunya untuk selamanya.
Rasiman mengaku selalu berkomunikasi dimanapun sang anak bertugas. Komunikasi melalui telepon atau pesan singkat tidak pernah putus. Namun pada kejadian ini, Rasiman tak pernah menyangka pesan terakhir yang dikirim kepada sang anak, tak pernah lagi dibalas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kirimkan pesan pendek kepada Ikrar saat berada di Oksibil pada 26 Juni 2019 pagi hari, sesaat sebelum kejadian. Biasanya SMS saya langsung dibalas. Tapi, saat itu SMS saya tak dibalas. Sampai sore hari, saya telepon kembali, HPnya sudah tidak aktif," kata Rasiman Nainggolan saat ikut menerima hasil identifikasi korban di RS Bhayangkara Polda Papua, Jayapura, Minggu (16/2/2020) malam.
Rasiman Nainggolan yang merupakan PNS di Kodim Timika mengaku selama 8 bulan menanti dengan sabar kabar pencarian heli MI-17 milik di Oksibil itu. Rasiman dan keluarga tetap bersyukur terlebih jenazah anaknya dan penumpang heli MI 17 lainnya sudah ditemukan.
"Saya sudah melihat jasad anak saya. Saya sudah ikhlas, saya juga sudah menyampaikan kepada keluarga untuk tetap ikhlas menerima apapun yang terjadi selama penantian 8 bulan kepergian anak kami," ujarnya.
Diketahui, Heli MI-17 hilang kontak saat terbang dari Bandara Oksibil, Papua pada Jumat (28/6/2019). Helikopter saat itu terbang menuju Bandara Sentani, Jayapura.
Helikopter mengangkut 12 orang, terdiri atas 7 orang kru dan 5 personel Satgas Yonif 725/Woroagi. Heli ini digunakan dalam misi pengiriman logistik ke pos udara pengamanan perbatasan (pamtas) di Distrik Okbibab, Pegunungan Bintang.