Jagoan Amien Rais, Mulfachri Harahap tidak bisa mengalahkan 'kedigdayaan' Zulkifli Hasan (Zulhas) di Kongres PAN ke-5. Politikus senior PAN, Yasin Kara mengungkapkan kekalahan Mulfachri bukan karena memudarnya kekuatan Amien Rais.
"Ini persoalan pilihan aja. Kebetulan pilihannya berbeda. Beberapa orang tidak memilih Mulfachri, lebih memilih Zulkifli Hasan. Itu aja. Ini lebih kepada figurnya (Mulfachri)," kata Yasin kepada wartawan, Jumat (14/2/2020).
Yasin menekankan, sampai saat ini Amien Rais tetap menjadi sosok yang disegani di PAN. Mantan Ketua Mahkamah Partai itu menyebut, Amien Rais tetap menjadi tempat konsultasi para kader PAN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya, Pak Amien orang yang disegani, dihormati di PAN, masih sampai sekarang. Ini hanya satu, bahwa tidak dipilih apa yang dia pilih. Cuma itu aja. Tidak ada yang bersifat normatif. Ya kan," ucap Yasin.
"Yang lain-lainnya pasti didengerin, menjadi tempat konsultasi, sebagaimana senior-senior PAN yang lain. Orang tetap nanya, bertanya juga. Sesekali dengan para pendiri lain juga diajak bicara," imbuh dia.
Video "Ditanyakan soal Posisi Amien Rais di PAN, Ini Jawaban Zulhas"
Namun, terkait apakah Amien Rais bakal kembali memegang jabatan di kepengurusan PAN, Yasin mengaku belum mengetahui. Amies Rais sendiri menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan PAN periode 2015-2020.
Diberitakan sebelumnya, pendiri dan deklarator PAN, Abdillah Toha meramalkan masa depan PAN usai Zulkifli Hasan terpilih lagi menjadi Ketum. Dia melihat dominasi Amien Rais di PAN sudah luntur.
"Dominasi AR (Amien Rais) pada PAN sudah lama dirasakan sebagai penghambat kemajuan partai itu. Namun baru pada kongres kemarin tampaknya muncul keberanian untuk mengakhirinya. Kongres terakhir PAN kemarin terang terangan adalah persaingan antara kubu Mulfachri Harahap-Hanafi Rais yang didukung oleh AR lawan kubu besannya sendiri sang petahana Zulkifli Hasan," kata Abdillah Toha dalam tulisannya yang diterima oleh detikcom, Kamis (13/2).