Polisi Bangladesh menangkap 9 tersangka pelaku perdagangan orang. Penangkapan itu terjadi setelah kapal yang membawa pengungsi Rohingya menuju Malaysia tenggelam.
Dilansir AFP pada, Jumat (14/2/2020), sebanyak 73 orang berhasil dievakuasi dan belasan orang dinyatakan hilang setelah kapal yang membawa 138 pengungsi Rohingya karam. Kapal itu tenggelam di Bangladesh selatan pada Selasa (11/2) waktu setempat.
Baca juga: Myanmar Tutup Akses Internet di Rakhine |
Polisi setempat mengatakan pihaknya telah lama memburu 19 tersangka pelaku perdagangan orang, 18 di antaranya adalah warga Bangladesh. Namun 9 orang tersangka ditangkap pada saat kapal tenggelam.
"Sembilan pelaku perdagangan manusia telah ditangkap dalam dua hari terakhir," kata Wakil Kepala Polisi Cox's Bazar, Ikbal Hossain, kepada AFP.
Mereka ditangkap di distrik sebelah tenggara Cox's Bazar di mana hampir satu juta orang Rohingya tinggal di kamp-kamp kumuh setelah banyak yang melarikan diri dari Myanmar di tengah penumpasan militer pada tahun 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tonton video Dua Jurnalis Investigasi Pembantaian Rohingya Dibebaskan:
Polisi mengatakan bisnis perdagangan orang meningkat sejak tahun 2017. Sebanyak 73 warga Rohingya berhasil diselamatkan ketika mereka dibawa ke negara lain, sebagian besar dibawa menuju Malaysia.
"Selama periode ini, tujuh pelaku perdagangan manusia ditembak mati. Serta 69 orang lainnya ditangkap," kata inspektur polisi Cox Bazar Ali Arshad kepada AFP.
Akibat keterbatasan hidup di kamp pengungsian itu, ribuan pengungsi Rohingya mencoba untuk mengungsi ke negara lain seperti Malaysia. Mereka melakukan perjalanan jauh yang berbahaya dengan melintasi Teluk Benggala.
Perdagangan manusia mengalami peningkatan selama periode November hingga Maret. Pada saat itu kondisi laut cenderung aman untuk dilalui kapal kecil yang digunakan untuk perdagangan manusia.
Diperkirakan sebanyak 25 ribu pengungsi Rohingya meninggalkan Bangladesh menggunakan kapal sejak tahun 2015. Mereka umumnya menuju Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Sementara itu ratusan pengungsi diperkirankan tenggelam karena kapal kelebihan muatan.
Berdasarkan data dari kepolisian setempat, sejak tahun 2015, lebih dari 300 pelaku perdagangan orang aktif di dekat kamp pengungsian itu. Lusinan orang pelaku perdagangan manusia itu terpaksa ditembak mati polisi saat kapal yang membawa pengungsi Rohingya itu tenggelam pada tahun 2015.