Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar menemukan adanya dugaan penimbunan Rp 150 ton bawang putih impor. Hal ini diduga menjadi salah satu penyebab kelangkaan dan tingginya harga bawang putih belakangan ini.
Kepala Disperindag Jabar Moh Arifin mengatakan menerima informasi adanya dugaan penimbunan 150 ton bawang putih impor di salah satu distributor di Kabupaten Karawang. Pihaknya, menindaklanjuti informasi itu dengan melakukan sidak.
Dia menuturkan pihaknya menggandeng Satgas Pangan Polda Jabar yang dipimpin AKBP Mahmun Hari Sandy Sinurat mendatangi gudang milik PT Sinar Padang Sejahtera di Karawang Timur. Hasilnya, temukan adanya stok bawang melimpah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gudang importir ini informasinya memiliki stok 150 ton bawang putih, kami sidak langsung ke lokasi gudang bawang putih ada banyak, mungkin sekitar 150 ton," kata Arifin saat dihubungi, Rabu (12/2/2020).
Dia menjelaskan dari hasil sidak tersebut, 150 ton bawang putih impor tersebut seharusnya sudah didistribusikan sejak November 2019. Saat itu, mereka punya kuota 720 ton bawang yang sisanya masih ada di gudang.
"Dari total kuota 720 ton itu, untuk pasokan di Jabar 90% atau 648 ton dan 10% atau 72 ton ke Lampung. Harusnya ini bawang sudah keluar November," ungkap dia.
Menurutnya atas temuan tersebut pihak importir, rencananya akan dipanggil ke Polda Jabar untuk dimintai keterangan pekan ini. Pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada polisi.
"Soal indikasi penimbunan kita serahkan ke Polda Jabar, ada mekanisme hukum," tegas dia.
Berdasarkan pemantauan, di Pasar Johar, Karawang, bawang putih pedagang kecil dijual sebesar Rp45.000/kilogram. Harga ini mulai mengalami penurunan dari sebelumnya sempat Rp 75.000/kilogram. Meski begitu, harga pasaran masih terbilang tinggi.
"Karena pemerintah memberi batasan untuk konsumen harga jual Rp32.000/kilogram," ujar Arifin.
(mud/mso)