Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md menegaskan pemerintah sudah mengantisipasi jika WNI eks ISIS menyelinap masuk ke Indonesia via negara bebas visa. Sebab, ada kemungkinan mereka masih memiliki paspor Indonesia.
"Kalau lewat jalur tikus, ya, ditangkap dong. Yang problem itu kalau mereka ada yang menyembunyikan paspor, bilang paspornya cuma pura-pura dibakar, lalu lewat jalur-jalur gelap itu melalui negara yang bebas visa untuk masuk ke Indonesia. Kan bisa terjadi. Itu kita sudah antisipasi," kata Mahfud di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (12/2/2020).
Namun Mahfud enggan membeberkan strategi pemerintah mengantisipasi hal tersebut. Beberapa strategi sudah dibahas dalam rapat di Istana Bogor, Selasa (11/2), tetapi bersifat rahasia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagaimana kalau tiba-tiba merembes negara bebas visa, karena ada juga ketika masuk Afrika minta dipulangkan ke Indonesia. Misalnya satu negara tertentu di Afrika bebas visa, itu kan bahaya. Tapi sudah ditangkal semua," ujarnya.
Berdasarkan data, ada 689 orang yang terlibat jaringan teroris lintas batas (foreign terrorist fighter/FTF) dan tersebar di Suriah hingga Turki.
Pemerintah masih membuka peluang memulangkan anak-anak di bawah umur, namun dilihat secara seksama. Langkah yang dilakukan pemerintah untuk anak-anak adalah kontra-radikalisasi.
"Kalau anak-anak itu bukan deradikalisasi karena belum terpapar. Kalau umur 10 tahun belum ngerti, tapi istilah UU di-kontra radikalisasi," kata Mahfud.
Simak Video "Imparsial Sebut Cabut Kewarganegaraan WNI eks ISIS Bukan Solusi"