Panglima militer Thailand, Jenderal Apirat Kongsompong, meminta publik untuk tidak menyalahkan militer terkait penembakan massal yang dilakukan seorang tentara. Menurutnya, dirinyalah yang harus disalahkan.
Atas nama militer, jenderal tersebut meminta maaf kepada para korban dalam konferensi pers yang disiarkan televisi. Sang jenderal tak bisa menangis tangisnya saat menyampaikan permintaan maaf tersebut.
Pelaku penembakan, Sersan Mayor Jakrapanth Thomma ditembak mati oleh unit komando pada Minggu (9/2) pagi setelah menewaskan 29 orang dan melukai puluhan orang dalam penembakan brutal tersebut. Peristiwa mengerikan itu disebut dipicu oleh perselisihan soal utang dengan seorang perwira senior yang merupakan komandan Jakrapanth.
Aspirat mengatakan dia tidak akan mundur dari jabatannya yang bertanggung jawab atas para tentara tersebut. "Militer adalah organisasi besar yang terdiri dari ratusan ribu staf ... Saya tidak bisa fokus pada setiap bawahan," katanya seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (11/2/2020).
"Ada orang yang mengkritik tentara, saya mendesak mereka untuk tidak menyalahkan tentara ... karena tentara adalah organisasi yang sakral," katanya seraya menambahkan "salahkan saya."
Sebaliknya dia berjanji untuk membuka "saluran khusus" untuk menyelidiki semua keluhan di masa mendatang dari para perwira junior tentang atasan mereka.
"Dia tidak menerima keadilan dari komandannya dan kerabatnya yang menjanjikannya pengembalian finansial," tutur Apirat, tampaknya dari komisi atas penjualan rumah.
Jakrapanth membunuh komandannya dan ibu mertuanya terlebih dahulu saat dia melakukan penembakan brutal selama sekitar 17 jam tersebut.