Korban yang merasa takut melaporkan kejadian ini ke Kantor KPAID Kabupaten Tasikmalaya di Jalan Cisayong, Senin siang (10/2/2020)
RZ (12), salah satu korbannya ditemani sang ibu mendatangi Kantor KPAID. Pelajar kelas 6 SD ini mengaku tiba-tiba didekati pemotor dan dipaksa ikut saat hendak sekolah madrasah.
"Saya jalan sendirian, dihampiri laki laki pakai masker, motornya matic. Dia paksa saya naik motor, saya teriak," kata RZ.
Pada awalnya RZ mengaku nyaris akan naik, karena pelaku mengaku saudara ayahnya. Namun karena pelaku melontarkan ancaman asulila, korban pun langsung menjauh dah berteriak.
"Korban mengaku uwak, kakak ayah kandung anak saya ini, dia lecehkan anak saya. Katanya saya disuruh bapak kamu untuk perkosa kamu," ujar Ai nurlela, ibu kandung korban.
Menurut Ai, anaknya kini trauma. Ia kerap menangis jika bertemu dengan pria asing yang baru dikenalnya hingga harus mendapatkan pemulihan kejiwaannnya.
Sementara itu Ketua KPAID Tasikmalaya Ato Rinanto mengaku berdasarkan hasil investigasinya, ada empat perempuan yang nyaris jadi korban dengan modus sama.
"Jadi korban ini melaporkan kejadian penculikan yang hampir menyasar dirinya, korban merasa diteror ini. Ada empat laporan berdasarkan hasil investigasi kita," kata Ato.
Modus pelaku dengan mengaku sebagai kakak kandung ayah korban dan melontarkan kata a susila terhadap korban.
"Pelaku ini semi-semi mau hipnotis korbannya. Dia modusnya mengaku sebagai kakak kandung ayahnya, polisi harus bergerak agar masyarakat tidak resah," katanya yang mengaku akan segera membuat laporan ke polisi.
Pelaku diidentifikasi berperawakan tinggi, memakai jaket dengan wajah ditutup masker serta mengendarai sepeda motor matic. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini