Seorang perempuan warga negara asing (WNA) asal China berinisial XC (25) menjalani perawatan intensif di ruang isolasi Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati, Kota Cirebon, Jawa Barat. Dia mendapat perawatan khusus karena dikhawatirkan terjangkit virus Corona.
XC dirawat di ruang isolasi sejak kemarin lantaran mengeluhkan demam, batuk-batuk, dan sakit tenggorokan. Pihak RSD Gunung Jati khawatir XC terinfeksi virus Corona.
"Bukan suspect, ya. Status pasien ini masih dalam pengawasan, dirawat di ruang isolasi," kata Dirut RSD Gunung Jati Ismail Jamaludin kepada awak media, Rabu (5/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ismail menerangkan XC merupakan WNA asal Provinsi Hubei, China. Satu provinsi dengan Kota Wuhan, daerah asal penyebaran virus Corona. Karena itu, lanjut Ismail, pihak rumah sakit mengawasi XC lantaran khawatir terkena virus Corona.
"Latar belakangnya inilah yang menjadi alasan status pasien menjadi dalam pengawasan (penanganan virus Corona). Kalau secara klinis memang tidak ada infeksi paru-paru dari hasil rontgen yang kami amati. Pasien punya riwayat demam, batuk-batuk, dan sakit tenggorokan," kata Ismail.
Lebih lanjut Ismail menerangkan suhu badan pasien di bawah 38 derajat Celsius. Artinya, suhu badan pasien tak mengarah pada dugaan infeksi virus Corona. Namun lsmail menerangkan pihaknya tetap waspada. Sebab, pasien mengonsumsi obat penurun panas saat merasakan demam.
"Karena obat penurunan panas ini, kemungkinan pengukuran suhu badannya menjadi rancu. Suhu badannya 37 derajat Celsius, ini faktor konsumsi obat," katanya.
Di tempat yang sama, Wartoni selaku Koordinator Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Wilayah Kerja Cirebon, mengatakan XC datang ke Cirebon dengan empat WNA China lainnya. Namun, dikatakan Wartoni, hanya XC yang mengeluhkan sakit.
Wartoni menjelaskan XC dan empat WNA lainnya merupakan pekerja seni yang hendak belajar tari topeng di salah satu sanggar tari Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Jabar.
"Saya mewawancarai rekannya yang satu kamarnya. Memang beda jadwal penerbangan. Saat ini rekan-rekannya tidak mengeluhkan apa-apa," kata Wartoni kepada awak media.
Wartoni menerangkan seharusnya XC terdeteksi oleh tim medis saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Ada kemungkinan, dia menyebut, suhu badan XC masih dalam batas normal karena mengonsumsi obat penurunan panas. Selain itu, lanjut dia, XC mendapatkan kartu kewaspadaan kesehatan (HAC).
"Kalau dia panas pasti terdeteksi. Karena KKP itu melakukan screening sebanyak tiga tahap, menggunakan termometer gun, alat pemindai saat turun dari pesawat, kemudian sebelum masuk lorong pemeriksaan Imigrasi menggunakan deteksi suhu," katanya.
Wartoni menyebutkan XC tiba di Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hata pada 1 Februari lalu. Setelah dari bandara, kata dia, XC bersama rombongan sempat mampir di Stasiun Gambir.
Kemudian melanjutkan perjalanannya menggunakan kereta api menuju Stasiun Cirebon. Rombongan XC sempat mampir ke salah satu rumah makan di Kota Cirebon sebelum melanjutkan perjalanan menuju sanggar tari di Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Jabar.
"Tanggal 2 dia ikut latihan tari. Saat latihan awal XC ini menstruasi. Kemudian besoknya (Senin, 3 Februari) ikutan latihan tapi hanya sampai jam 11 siang, drop hingga akhirnya dirawat. Di China itu, tradisinya kalau menstruasi harus bad rest. XC juga konsumsi obat, kandungannya parasetamol," katanya.
Wartoni juga sempat memeriksa sejumlah orang yang melakukan kontak langsung dengan XC, termasuk penerjemah. Sejumlah orang yang kontak langsung dengan XC tak mengeluhkan sakit.
WNI Kena Corona di Singapura, Kemenkes: Masak Mau Dikasih ke Kita?:
(mso/bbn)